Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Jelang pelaksanaan Muktamar NU di Jombang, Jawa Timur yang dihelat Agustus 20215 mendatang, ratusan kiai dan tokoh berkumpul di Semarang, Jawa Tengah, Minggu 26 Juli 2015. Pertemuan yang bertajuk "Ngumpulke Balung Pisah" itu dimaksudkan untuk menyamakan persepsi jelang Muktamar kaum Nahdhiyin tersebut.
Sejumlah ulama kharismatik dan tokoh terkemuka di Indonesia hadir. Mereka antara lain Kiai sepuh asal Rembang KH Maimun Zubair, Pengasuh Ponpes Tebu Ireng KH Salahuddin Wahid, Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidilah Shadaqah. Hadir pula sejumlah pejabat seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Plt Wali Kota Semarang Adi Tri Hananto.
Baca Juga :
Putri Gus Dur: Jangan Ada Muktamar NU Tandingan
Baca Juga :
Said Aqil Siraj Kembali Jadi Ketua Umum PBNU
"NU harus bisa kembali seperti dulu, dimana NU selain membangun umat juga keimanan dan bidang ekonomi, " kata kiai yang akrab disapa Mbah Moen itu.
Menurut Mbah Moen, sebagai organisasi besar di Indonesia, NU tak hanya menjadi organisasi untuk kalangan tertentu saja, akan tetapi NU merupakan organisasi bangsa yang akan membesarkan negara ini.
"Jadi NU itu bukan hanya organisasi untuk kiai saja, tapi juga semuanya,” kata kiai Pengasuh Ponpes al-Anwar Sarang Rembang tersebut.
Gubernur Jawa Tengah yang hadir dalam acara mengapresiasi pertemuan para tokoh NU di wilayah Jawa Tengah. Pihaknya mengajak para kiai dan tokoh agama di Jateng untuk menjaga kekondusifan. Itu untuk antisipasi insiden kekerasan umat beragama di wilayah Indonesia.
"Saya jelas sangat senang, karena di Nahdlatul Ulama ini ada tradisi rembugan untuk menyelesaikan masalah. Saya kira ini penting dan sudah saya pakai untuk antisipasi adanya intoleransi," ujar Politikus PDIP itu.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah KH Ahmad Daroji menambahkan, pertemuan tokoh NU itu dimaksudkan untuk menyatukan persepsi bahwa warga nadhliyin tidak hanya berada di satu posisi tertentu di Indonesia. Penting kiranya, satu persepsi yang kuat sangat dibutuhkan untuk menjaga silaturahmi dan kebersamaan.
Warga Nahdhiyin tersebar di berbagai instansi pemerintahan, partai politik dan organisasi masyarakat. Maka NU ada di mana-mana, tapi tak ikut ke mana-mana," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Menurut Mbah Moen, sebagai organisasi besar di Indonesia, NU tak hanya menjadi organisasi untuk kalangan tertentu saja, akan tetapi NU merupakan organisasi bangsa yang akan membesarkan negara ini.