Yenny Wahid Minta Peserta Muktamar NU Hormati Kakek Buyutnya

Putri Gus Dur Minta Peserta Muktamar NU Hormati Kakek Buyutnya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tudji Martudji
VIVA.co.id - Keluarga besar Abdurrahman Wahid alias Gus Dur berziarah di makam mendiang mantan Presiden itu di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Selasa, 4 Agustus 2015.
NU: Potensi Konflik Tanjungbalai Sudah Lama, Telat Dicegah

Tampak di antara mereka adalah Sinta Nuriyah Wahid (istri Gus Dur), Alissa Qotrunnada alias Alissa Wahid (putri sulung), Zannuba Arrifah Chafsoh alias Yenny Wahid (putri kedua), Inayah Wulandari (putri bungsu), dan lain-lain.
Kisah Santri Surabaya Melawan Penjajah lewat Lagu

Ziarah itu digelar bersamaan dengan peringatan hari lahir Gus Dur pada 4 Agustus 1940 sekaligus menghadiri penyelenggaraan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) di Jombang. Mereka bersama memanjatkan doa di pusara Gus Dur. Sinta Nuriyah duduk di kursi roda, sementara Yenny dan anggota keluarga lain duduk di karpet merah.
NU: Kemiskinan Mendekatkan pada Organisasi seperti Gafatar

Seusai berziarah, Yenny Wahid menyampaikan pesan khusus kepada para peserta Muktamar NU agar mereka mengedepankan etika atau akhlakul karimah. Dia mengatakan itu merespons kericuhan yang terjadi di lokasi Muktamar pada Minggu lalu.

Yenny mengingatkan bahwa lokasi Muktamar itu adalah Jombang, yang merupakan tempat NU didirikan oleh kakek buyutnya, KH Hasyim Asya’ari, pada tahun 1926. Perbedaan pendapat sekeras apa pun, katanya, tetap harus mengedepankan etika, sebagaimana yang diajarkan KH Hasyim Asya’ari dan para ulama lain.

"‎Harapan saya, Muktamar NU ini berjalan lancar dan juga berakhir dengan lancar. Para pemimpinnya mengedepankan akhlakul karimah, mengedepankan musyawarah dan menghormati para sesepuh dan perjuangan para pendiri (NU),” ujar Yenny.

Alissa menjelaskan bahwa ziarah itu sesungguhnya juga bagian dari rangkaian ziarah ke berbagai daerah di Indonesia yang diikuti para pecinta Gus Dur. Dia menyebut itu sebagai ziarah gagasan. Ziarah itu diikuti para sahabat Gus Dur dari berbagai daerah untuk menghormati dan meneruskan gagasan-gagasan besar Gus Dur.

“Melakukan ziarah ke makam-makam para sesepuh, aulia, di berbagai daerah di Indonesia. Itu seperti yang disukai Gus Dur, melakukan ziarah ke makam-makam aulia dengan berkeliling ke berbagai wilayah di Indonesia," ujarnya.

Di kompleks makam Gus Dur itu ada juga makam sesepuh dan keluarga besar KH Hasyim Asy’ari, di antaranya, KH Hasyim Asy'ari selaku pendiri Pesantren Tebuireng dan Nyai Nafiqoh (istri KH Hasyim As‎y'ari). Ada juga makam Nyai Masruroh, KH Ma'shum Ali‎ (menantu), Nyai Choiriyah Hsyim (putri), KH A Baidlowi Asro (menantu yang juga pengasuh keempat Pesantren Tebuireng), Nyai Aisah Hasyim (putri), Nyai ‎Azzah Hasyim (putri), KH A Wahid Hasyim (putra), Nyai Sholichan Bisri (menantu), KH A Choliq Hasyim (Putra/pengasuh kelima), Nyai Siti Azzah Syarwani (menantu), KH Yusuf Hasyim (menantu/pengasuh keenam), Nyai Siti Bariyah Yusuf (menantu), B Fatimah Hasyim (putri), dan lain-lain.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya