Korban Pendaki Semeru Bertambah

Ilustrasi/Para pendaki gunung.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Teresia May
VIVA.co.id - Setelah seorang pendaki asal Sukabumi, Dania Agustina Rahman (19 tahun), meninggal akibat tertimpa batuan sekitar 200 meter di bawah puncak Mahameru di Jawa Timur, seorang pendaki lain, M Randika (20), juga mengalami musibah di hari yang sama. Dia adalah warga Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Balita Ini Sudah Mendaki Sejak Usia 1 Tahun

Randika yang ada di depan Dania tertimpa batuan dan mengalami patah tulang di bagian kaki kanannya. Randika kini sedang dirawat di Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang.
Warga Rusia Hilang di Gunung Agung Pas Nyepi

“Kami sampai di sini (RS Dr Saiful Anwar Malang) sejak semalam (Rabu 12 Agustus 2015),” kata Yoga Aditya, adik Randika, Kamis 13 Agustus 2015.
Mengintip Perjalan Tim Ekspedisi RI ke Aconcagua

Mahasiswa salah satu kampus di Jakarta itu kemudian menuturkan kronologi pendakiannya yang berujung nahas itu. Dia dan kakaknya tiba di Ranupane pada Senin, 10 Agustus 2015. Setelah itu rombongan melanjutkan perjalanan untuk bermalam di Ranu Kumbolo pada Selasa, 11 Agustus 2015.

“Kami berangkat dari Jakarta naik kereta pada Minggu, 9 Agustus (2015), dan bertemu dengan rombongan lain, total ada 19 orang yang naik bersama,” kata Yoga.

Rombongan yang tiba pada 10 Agustus di Ranukumbolo memutuskan bermalam dan melanjutkan perjalanan ke Arcopodo pada 11 Agustus 2015. Setelah beristirahat di Arcopodo, rombongan tiba di Kalimati pada dini hari 12 Agustus.

“Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan sampai di lokasi kejadian sekitar pukul 06.00 WIB, sekitar 200 meter di bawah puncak Mahameru. Di sana Dania tertinggal dari rombongannya, kami pun mulai mendaki bersama. Kondisi puncak sangat ramai, ada sekitar 200 pendaki yang naik bersama kami,” katanya.

Tak lama kemudian, terdengar suara teriakan dari arah atas. Seorang pendaki mencoba mengingatkan bongkahan batu yang jatuh dari atas. “Batunya di kiri, jadi kami menghindar ke kanan," katanya.

Yoga menyebut dia berada di deret paling depan disusul kakaknya Randika, dan Dania tepat di belakang kakaknya. Batu yang jatuh menggelinding ternyata pecah setelah membentur batu lain. Pecahan batu itu kemudian mengenai kaki kanan Randika dan batu lain menghantam bagian kepala dan bahu Dania yang tak sempat menghindar. Sebanyak enam pendaki lain kemudian memutuskan berhenti mendaki dan melakukan evakuasi pada dua korban.

“Dania dibawa turun ke Kalimati menggunakan kantong tidur, sementara kakak saya ditandu menggunakan tongkat pendakian. Petugas penyelamat tiba sekitar pukul 02.00 di Kalimati,” ujarnya.

Randika segera dilarikan ke RS Dr Saiful Anwar Malang dan tiba sekitar pukul 22.00 WIB. Sedangkan Dania segera dilarikan ke RS Lumajang. Kini Randika masih dirawat di IGD RS Dr Saiful Anwar Malang.

Kepala Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, menyebut kawasan puncak memang rawan dengan batu yang berjatuhan. Petugas pun melarang pendaki untuk naik ke puncak akibat risiko serta aktivitas Gunung Semeru yang membahayakan pendaki.

“Kondisi Mahameru memang begitu, tak ada pijakan tanah, hanya ada pasir dan batu sehingga sering dibilang tiga-lima: naik tiga langkah mundur lima langkah, dan batu memang sering jatuh,” kata Ayu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya