Kopilot Trigana Nahas Mendadak Suka Selfie

Lokasi jatuhnya pesawat Trigana Air Service ATR 42-300
Sumber :
  • REUTERS/Handout via Indonesia's National Search and Rescue Agency (Basarnas)
VIVA.co.id - Rosnila (40), istri kopilot pesawat Trigana Air yang kecelakaan di Papua, mengaku tak mempunyai firasat buruk sebelumnya. Suaminya, Ariadin Falani, beraktivitas seperti biasa. Begitu juga ketika bertugas menerbangkan pesawat ke berbagai daerah.
KNKT Selidiki Pesawat Wings Air Tabrakan di Kupang

Rosnila hanya mengingat satu peristiwa yang menurutnya tak lazim dilakukan suaminya. Ariadin tiba-tiba meminta berswafoto atau selfie dengannya ketika libur Lebaran di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Juli 2015.
Ada Bahaya Tersembunyi di Bandara Halim?

Ariadin, kata Rosnila, sepanjang 12 tahun pernikahan mereka, tak sekali pun bersedia berfoto bersama. Malu, katanya. Namun sekali itu dia melakukannya.
Tabrakan di Halim, Batik Air Klaim Sudah Sesuai Prosedur

Ketika berlibur di satu tempat wisata di Banjarmasin itu, Ariadin melihat topi adat khas suku Dayak. Dia tertarik dan membelinya, lalu mengenakannya pada Rosnila. Ariadin kemudian mengajak Rosnila berfoto bersama dengan masing-masing mengenakan topi adat khas Dayak.

Rosnila sempat memprotes perilaku tak biasa suaminya. “Sekali-sekali enggak apa-apa, kan, Hon (kependekan dari honey, panggilan sayang Ariadin kepada istrinya),” kata Rosnila, menirukan pernyataan suaminya, dalam perbicangan dengan tvOne pada Rabu pagi, 19 Agustus 2015.

Rosnila menggugat lagi tingkah aneh suaminya. Ariadin menjawab: “Buat seru-seruan aja.” Lalu mereka berfoto bersama dan Rosnila menganggap peristiwa itu tak ada makna apa pun. “Itulah kenangan terindah buat saya. Dia enggak bilang apa-apa,” katanya, sesenggukan mencoba menahan tangis.

Ariadin seharusnya pulang dari bertugas pada hari ini. Roslina masih menyimpan pesan singkat suaminya melalui telepon selulernya tentang itu. Dia sempat memberitahukan kabar kepulangan itu kepada tiga anaknya: Aura (10), Nina (7), dan Abi (5).

“Kemarin anak-anak menanyakan kapan Papa pulang. Mereka belum tahu (Ariadin meninggal dunia). Hanya Kakak (Aura) yang sudah mengerti,” katanya menambahkan.

Sebelumnya, pesawat Trigana yang diawaki Ariadin bersama Kapten Pilot Hasanudin sempat dinyatakan hilang kontak sebelum ditemukan jatuh pada Minggu, 16 Agustus 2015. Tim SAR menemukan pesawat itu pada Senin. Namun, seluruh korban baru dapat dievakuasi pada Selasa akibat cuaca buruk sehari sebelumnya.

Pesawat itu ditemukan dalam kondisi hancur pada koordinat 04 derajat 49 menit 289 lintang selatan, 140 derajat 29 menit 953 bujur timur. Pesawat diduga menabrak gunung lalu jatuh di ketinggian 8.500 kaki.

Pesawat itu terbang dari Bandara Sentani, Jayapura, dengan tujuan Bandara Oksibil, Pegunungan Bintang. Pesawat mengangkut 54 orang yang terdiri dari seorang kapten pilot, seorang kopilot, seorang mekanik, seorang pramugari, dan 49 penumpang.

Menurut Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo, tak ada yang selamat dalam kecelakaan itu. Seluruh awak dan penumpang ditemukan tewas.

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya