Polisi Curiga Ada WNA Bergabung Kelompok Santoso

kepala bin bahas insiden tolikara
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Kapolri Sebut Kedewasaan Politik di 2024 Jauh Lebih Baik Dibanding 2019
- Kepala Kepolisian Jenderal Badrodin Haiti mengatakan bahwa pihaknya akan menambah jumlah pasukan untuk memburu teroris kelompok Santoso. Penambahan pasukan ini, kata Badrodin, dilakukan untuk memaksimalkan pemburuan.

"Memanfaatkan waktu musim kemarau ini untuk bisa melakukan operasi, sampai nanti mungkin dua bulan," kata Badrodin di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 24 Agustus 2015.

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Badrodin mengakui bahwa banyak hambatan saat melakukan pengejaran. Misalnya, alat komunikasi yang dimiliki Polri tak bisa digunakan di dalam hutan, kemudian informasi juga sangat terbatas.

"Mau cari info pada siapa orang di sana, karena tidak mudah di situ. Karena, itu kesulitan medan yang juga cukup luas, karena itu memang bentangannya sampai 60 kilometer," ujar dia.

Mantan Teroris Poso Dukung Penuntasan Masalah Terorisme di Sulawesi Tengah

Badrodin memastikan jika Santoso adalah pengikut Islamic State of Irak and Syria. Bahkan, polisi mencurigai ada warga negara asing yang ikut bergabung dengan kelompok Santoso di Gunung Langka, Poso, Sulawesi Tengah.

"Bahkan, diperkirakan juga ada WNA dari luar negeri yang ikut bergabung ke sana," ujar dia.

Selain itu, polisi masih terus menyelidiki keterlibatan kelompok Santoso ini dengan bom di Bangkok.

"Cuma kami belum bisa sampaikan kalau tidak ada buktinya. Cuma kemungkinan itu dari kelompok ISIS bisa terjadi, kalau dari kelompok lokal itu bisa saja terjadi, tapi mungkin itu tidak signifikan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya