Setya Novanto Ketemu Trump, Ini Kata JK

Ketua DPR Setya Novanto saat menghadiri kampanye Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson
VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla enggan berkomentar mengenai pimpinan DPR, yakni Ketua DPR RI, Setya Novanto, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, dan beberapa anggota DPR lainnya yang bertemu dengan kandidat Presiden Amerika, Donald Trump. Mereka berkunjung saat Trump tengah berkampanye.

"Mau belajar kampanye kali," katanya singkat, di Kantor Kementerian PU Pera, Jakarta, Jumat 4 September 2015.

JK menambahkan pertemuan antara pimpinan DPR dengan Trump sebagai sesuatu yang wajar. "Ya enggak apalah. Orang politik harus berkawan dengan orang politik kan," ujar JK.

Selain itu, politisi senior partai Golkar ini meyakini tidak ada misi politik antara Pimpinan DPR dan Trump. 

Obama: Trump Tak Layak Jadi Presiden
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya, membantah pertemuan tersebut sebagai pertemuan politik. Menurut dia, pertemuan Trump dengan Setya Novanto hanya pertemuan persahabatan.

Donald Trump Mangkir Dinas Perang Vietnam, Ini Alasannya
"Sebelumnya petinggi DPR diundang untuk menghadiri acara The 4th World Speakers Conference yang diadakan di Gedung PBB. Ketua DPR mendapatkan giliran ke-20 untuk berbicara dari 190 Ketua Parlemen yang hadir di sana,” ujar Tantowi melalui pesan pendek, Jumat, 4 September 2015.

Warren Buffet Tantang Donald Trump Buka-bukaan Data Pajak
Saat itu, Setya dan Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, diundang Trump ke kantornya di Trump Tower, New York. Tantowi mengatakan, undangan itu digunakan Setya untuk menyampaikan ucapan terima kasih karena telah berinvestasi di Indonesia. Trump diketahui memiliki proyek properti di Jawa Barat dan Bali.

"Di saat seperti ini (ekonomi melemah), investasi yang masuk harus disyukuri,” ujar kolega Setya Novanto di Partai Golkar tersebut.

Usai pertemuan singkat Setya dan Trump, Ketua DPR itu diundang untuk hadir dan mengikuti konferensi pers.

"Kebetulan saja beliau sedang menggelar konferensi pers. Tidak ada pembicaraan politik apa pun. Beliau diundang hanya dalam rangka pertemuan persahabatan, jadi saya rasa hal itu bukan berarti menunjukkan kalau Indonesia mendukung Trump sebagai Presiden AS berikutnya," ujarnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya