Dua WNI Disandera, Jokowi Telepon PM Papua Nugini

gaya jokowi pakai seragam tentara
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Roni
VIVA.co.id
Jokowi Beber 'Mantra' RI di Forum Ekonomi Islam Dunia
- Pemerintah Indonesia masih menunggu respons dari pemerintah Papua Nugini untuk melakukan aksi pembebasan terhadap dua warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok bersenjata.

Jokowi: Jumlah Peserta Tax Amnesty Baru 344 Orang

Presiden Joko Widodo memastikan pasukan Indonesia sudah siap bekerja sama dengan Papua Nugini.
Dana Rp11 Ribu Triliun Milik WNI Seliweran di Luar Negeri


"Ya kita siap (pasukan Indonesia)," kata Presiden Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 17 September 2015.


Menurut Jokowi, pemerintah Indonesia tidak bisa gegabah melakukan penyergapan terhadap kelompok bersenjata yang bersembunyi di wilayah Papua Nugini tersebut. Karena terkait dengan kedaulatan negara yang berbatasan dengan Provinsi Papua tersebut.


Kendati demikian, Jokowi akan mengkomunikasikan hal tersebut dengan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill. "Nanti sore saya akan telepon PM O'neill," kata Presiden.


Presiden meminta semua pihak untuk bersabar dan mempercayakan kepada pemerintah Papua Nugini. Mengingat, ini adalah kedaulatan negara lain.


"Kita harus tahu itu berada di wilayah negara yang lain. Jadi, pagi tadi juga kontak terus antara Menlu kita dengan Menlu Papua Nugini. Intinya kita siap membantu dalam pembebasan sandera itu," kata Presiden.


Presiden memastikan, Indonesia masih menunggu langkah Papua Nugini dalam melakukan pembebasan. Pasukan Indonesia, tidak bisa bergerak tanpa ada kesepakatan kerja sama.


"Kan enggak bisa kita menerobos kedaulatan negara lain, enggak boleh," tegasnya.


Sebelumnya, dua WNI disandera oleh kelompok Orang Tak Dikenal (OTK), setelah sebelumnya dinyatakan hilang pasca penembakan terhadap warga Rabu, 9 September lalu di Kampung Skopro Distrik Arsi Timur Kabupaten Keerom.


Kedua WNI yang ditawan itu bernama Badar (30 tahun) dan Sudirman (28 tahun). Keduanya diduga dibawa OTKĀ  menuju Skowtiau Papua Nugini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya