Sumber :
- REUTERS / Afolabi Sotunde
VIVA.co.id
- Aktivis perlindungan hewan mengeluhkan tingginya kebiasaan warga di Yogyakarta mengkonsumsi daging Anjing. Umumnya daging-daging hewan peliharaan ini akan diolah dalam bentuk tongseng atau pun sate jamu.
"Di Yogyakarta meski jumlah penduduknya tak banyak namun penggemar daging anjing cukup tinggi. Ini mendorong semakin suburnya warung makan yang menjual menu daging anjing," kata aktivis dari Animal Friends Jogja, Angelina Pane, Kamis 15 Oktober 2015.
Baca Juga :
Anjing Ini Menyerah Kepada Polisi
Baca Juga :
Terpopuler: Rio Reifan Ditangkap karena Kasus Narkoba hingga Zita Anjani Pamer Starbucks di Mekkah
Menurut Angelina, warga Yogya yang gemar mengkonsumsi daging anjing ini lintas agama, usia dan latar belakang budaya.
"Banyak risiko kesehatan jika mengkonsumsi daging anjing, terutama penyakit rabies. Apalagi daerah pemasok anjing yang akan disembelih berasal dari daerah yang belum bebas penyakit rabies, seperti Jawa Barat," kata Angelina.
Jika tidak ada langkah pelarangan penjualan daging anjing makan target pemerintah bebas rabies tahun 2020 tidak bisa tercapai.
"Sebenarnya kampanye stop konsumsi anjing merupakan pintu gerbang untuk mencegah konsumsi hewan tidak lazim lainnya seperti monyet," lanjut dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Banyak risiko kesehatan jika mengkonsumsi daging anjing, terutama penyakit rabies. Apalagi daerah pemasok anjing yang akan disembelih berasal dari daerah yang belum bebas penyakit rabies, seperti Jawa Barat," kata Angelina.