Kisah Asmara Bung Karno, Tak Semua Didasari Cinta

Buku "Total Bung Karno" karya Roso Daras.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dody Handoko

VIVA.co.id - Pesona seorang Soekarno tak terbantahkan lagi. Selain kepiawaiannya dalam berpidato, Soekarno juga dikenal sangat lihai menaklukkan hati wanita-wanita cantik. Tercatat sembilan wanita berhasil dipersunting Bung Karno.

Pejabat Hingga Artis Hadiri Ulang Tahun Guruh Soekarnoputra

Selain gagah, Soekarno memang terbilang tampan, religius, berwibawa, pintar dan berkharisma. Apalagi dengan statusnya saat itu sebagai orang nomor satu di Republik Indonesia. Sulit tentu menolak seorang Soekarno.

Bung Karno sendiri menceritakan kisah hidupnya dengan sebagian istrinya di buku Soekarno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Tak mau ketinggalan, para istrinya juga menulis memoar tentang kisah asmara dan kisah hidupnya dalam bentuk buku.

Kisah Bung Karno Kelabui Jepang Lewat Pidato

Buku yang ditulis istri Bung Karno antara lain, Inggit, Kuantar Ke Gerbang; Fatmawati, Catatan Kecil Bersama Bung Karno; Haryatie, Soekarno The Hidden Story; Hartini,  Biografi Hartini Soekarno; Ratna Sari Dewi, Sakura di Tengah Prahara; Yurike Sanger, Kisah Percintaan Bung Karno dengan Anak SMA; Heldy  Djafar, Heldy, Cinta Terakhir Bung Karno.

Selain itu kisah istri Bung Karno ditulis dalam buku Bunga-Bunga di Taman Hati Soekarno, Kisah Cinta Bung Karno Dengan 9 Istrinya yang ditulis penulis Haris Priyatna. Ada pula Total Bung Karno karya Roso Daras.

Deretan Istri Soekarno

Ini Alasan Bung Karno Pilih Ali Sadikin

Oetari Tjokroaminoto adalah istri pertama Soekarno. Menikah pada tahun 1921 di Surabaya, ketika Soekarno masih berusia 20 tahun dan Oetari saat itu berusia 16 tahun.

Oetari merupakan putri guru Soekarno, HOS Tjokroaminoto. Soekarno menikahi Oetari untuk meringankan beban keluarga Tjokro. Maklum, kala itu istri Tjokro baru saja meninggal.
 
Ternyata Soekarno tidak mencintai Oetari. Oetari juga tidak mencintainya. Mereka tak saling mencintai. Dunia pergerakan Soekarno dan dunia kanak-kanak Oetari terlalu berseberangan. Pernikahan mereka hanya seumur Jagung. Soekarno akhirnya menceraikan Oetari tak lama setelah kuliah di Bandung.
 
Inggit Ganarsih istri kedua Bung Karno. Setelah Soekarno menjadi duda, Soekarno muda bertemu seorang gadis cantik dan matang pemikirannya. Dia adalah Inggit Ganarsih.

Soekarno yang baru berusia 20 tahun ternyata mencintai wanita yang usianya berbeda 13 tahun. Ya, Inggit Ganarsih saat itu telah berusia 33 tahun.  Soekarno merebut Inggit dari tangan dan cintanya pria bernama Sanusi.
 
Mereka menikah pada tahun 1923,  mengarungi bahtera rumah tangga selama hampir 20 tahun. Mereka akhirnya berpisah pada tahun 1943, Inggit tak mau di madu karena tak memiliki anak .
 
Istri ketiga Soekarno bernama Fatmawati. Setelah bercerai dari Inggit pada 1943, Bung Karno kenal dengan Fatmawati dan dinikahinya juga pada tahun yang sama. Fatmawati merupakan gadis muda yang usianya lebih muda 22 tahun dari Bung Karno. Kala itu Bung karno sudah berumur 42 tahun .
 
Fatmawati merupakan Istri soekarno yang paling terkenal, karena berjasa dengan menjahit bendera sang saka merah putih untuk pelaksanaan Proklamasi.
 
Dari  Fatmawati,  Soekarno memiliki keturunan, lima anak. Mereka adalah Guntur Soekarnoputra,  Megawati,  Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.
 
Istri keempat Hartini. Mereka bertemu ketika di Candi Prambanan. Mereka menikah pada tahun 1953. Hartini saat itu berumur 29 tahun dan berstatus janda dengan lima anak.

Dari Soekarno, Hartini dapat dua anak, yaitu Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra. Hartini salah satu istri Soekarno yang tetap setia hingga ajal Bung Karno tiba. Di pangkuan Hartini , Bung Karno menghembuskan napas terakhirnya di RS Gatot Subroto.

Ratna Sari Dewi adalah istri ke lima. Lahir dengan nama Naoko Nemoto sang gadis Jepang. Ia dinikahi pada tahun 1959, Dewi masih berusia 19 tahun.  Bung Karno sudah berumur 57 tahun. Mereka memiliki satu anak yaitu Kartika Sari Dewi Soekarno.
 
Kisah pertemuan mereka berada di negeri Sakura, Jepang. Tepatnya di Hotel Imperial, Tokyo. Sebelum menjadi Istri Soekarno Dewi adalah seorang pelajar sekaligus entertainer. Dia adalah seorang Geisha.

Dalam 'A Life in the Day of Madame Dewi' diceritakan, setelah bercerai dengan Bung Karno, Dewi kemudian pindah ke berbagai negara di Eropa termasuk di Amerika serikat. Pada tahun 2008, ia menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang.
 
Istri ke Enam adalah Haryati. Sebelum dinikahi oleh bung Karno pada 1963, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus staf sekretaris negara bidang kesenian. Karena pekerjaan itulah, ia dekat dengan Presiden.
 
Melihat kemolekan tubuh Haryati, Soekarno langsung jatuh cinta dan tak henti mengirim rayuan kepada wanita berusia 23 tahun itu. Bahkan disaat Haryati masih jadi pacar orang lain, Bang Karno terus merayunya.

Hati Haryati pun akhirnya luluh dan tak kuasa menerima pinangan Bung Karno. Soekarno akhirnya menikahnya pada tanggal 21 mei 1963. Namun, selang tiga tahun, Haryati diceraikan tanpa anak. Soekarno beralasan sudah tidak cocok.
 
Yurike Singer istri ke tujuh. Pertama kali Soekarno terpana dengan Yurike pada 1963. Saat itu, Yurike masih berstatus sebagai pelajar dengan menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara kenegaraan. Akhirnya, Yurike jatuh cinta pula pada Bung Karno. Mereka  menikah pada 6 Agustus 1964.
 
Pernikahan ketujuh sang Proklamator itu berjalan singkat. Kondisi bung Karno pada tahun 1967 diambang kejatuhan, berdampak pada kehidupan pribadinya. Didasari rasa cinta yang luar biasa, Bung Karno yang menjadi tahanan rumah di wisma Yoso menyarankan agar Yurike meminta cerai. Akhirnya perceraian itu terjadi. Meski keduanya masih saling cinta.
 
Kartini Manoppo istri ke delapan. Mereka menikah pada tahun 1965 dan memiliki anak yang bernama Totok Suryawan Soekarno pada 1967. Awal mula Bung Karno jatuh hati , saat Kartini menjadi pramugari Garuda Indonesia. Mereka bertemu pada saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah. Sejak saat itu, Kartini tak pernah absen tiap kali bung Karno pergi ke luar negeri.
 
Kartini asli dari Bolaang Mongondow, Sulawesi. Dia terlahir dari keluarga terhormat, sehingga Kartini menutup rapat-rapat tentang rumah tangga mereka.

Istri ke-9 adalah Heldy Djafar. Keduanya menikah pada tahun 1966, kala itu Bung karno berusia 65 Tahun sedangkan Heldy merupakan gadis Kutai Kertanegara, Kaltim yang berusia 18 Tahun.
 
Pernikahan keduanya hanya bertahan 2 tahun karena masalah politik yang tak menentu. Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.
 
Akhirnya, pada 19 Juni 1968, Heldy yang berumur 21 tahun menikah lagi dengan Gusti Suriansyah Noor. Kala itu Heldy yang sedang hamil tua mendapat kabar Soekarno wafat. Soekarno wafat dan mengakhiri kisah cintanya pada tanggal 21 Juni 1970, dalam usia 69 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya