Pilu, Satu Keluarga Jadi Korban Kebakaran Gunung Lawu

Korban kebakaran Gunung Lawu saat dievakuasi tim SAR
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adib Ahsani

VIVA.co.id - Ada satu keluarga yang menjadi korban kebakaran Gunung Lawu, Minggu, 18 Oktober 2015 kemarin. Sumarwan 48 tahun warga Desa Beran Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi, salah satu korban meninggal mendaki bersama dua anaknya, Nanang Setya Utama 17 tahun, dan Novi Dwi Estiwanti 17 tahun.

Nanang meninggal meski sempat mendapat perawatan di RSUD dr Sayidiman Magetan. Sementara Novi, menderita luka bakar dan harus dirujuk ke RS di Solo Jawa Tengah.

Ikut bersama rombongan itu, Rita Seti Rurika yang merupakan keponakan Sumarwan. Sementara itu Rita mengajak tunangannya bernama Awang Feri Pradika. Lasmini, salah satu teman kerja Rita, mengatakan bahwa Rita sudah lama punya keinginan mendaki Gunung Lawu.

Menikmati Liburan di Situs Candi Lereng Gunung Lawu

"Jadi ini adalah pendakian pertama dan terakhir Rita," kata Lasmin, Senin, 19 Oktober 2015, saat berada di kamar mayat RSUD dr Sayidiman Magetan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sundari, ibunda Rita. Menurut Sundari, Rita memang sudah lama ingin mengetahui puncak Gunung Lawu.

"Setiap menyampaikan keinginan untuk naik gunung Lawu, selalu saya larang. Termasuk kemarin juga sempat saya larang. Akhirnya saya memperbolehkan karena ia naik bersama pamannya, Suwarman," tutur Sundari lemas sambil menunggu perkembangan otopsi di RSUD dr Sayidiman Magetan.

Rombongan ini akhirnya berangkat mendaki Gunung Lawu dari jalur Jogorogo Ngawi. Setelah mencapai puncak pada malam Minggu lalu, rombongan ini turun melalui jalur pendakian Cemoro Sewu Magetan.

Iwan Fals Ikut Acara Tanam Pohon di Gunung Lawu

Rombongan Sumarwan ini bertemu dengan rombongan lain dari Ngawi saat turun dari pos 4. Rombongan Sumarwan, sempat diingatkan agar tidak turun melalui jalur Cemoro Sewu.

"Jadi anak saya yang bernama Wendi Wahyu Kurniawan, bersama 10 temannya, bertemu rombongan Suwarman. Anak saya sempat mengingatkan, agar tidak turun melalui jalur Cemoro Sewu," ujar Widodo ayah Wendi, yang juga berada di RSUD dr Sayidiman Magetan.

Namun, rombongan Suwarman bersikeras turun lewat jalur Cemoro Sewu, dengan alasan sudah ada pendaki yang naik dari jalur itu. "Berarti jalur pendakian Cemoro Sewu sudah dibuka lagi, begitu alasan Suwarman menurut cerita anak saya," kata Widodo.

Masih mengutip cerita Wendi yang diceritakan Widodo, tak lama setelah rombongan Suwarman nekad turun terdengar teriakan orang minta tolong.

Korban Kebakaran Gunung Lawu Terima Asuransi dari Perhutani

"Tetapi suara sayup-sayud dari kejauhan. Mungkin saat itu rombongan Sumarwan terjebak api," kata Widodo.

Dari foto yang beredar, jasad Rita ditemukan sambil terduduk tertelungkup di jalur pendakian yang menanjak, dengan kondisi bagian punggungnya sudah mengelupas. Sementara tangan kanan Rita masih memegang telepon genggam.

Kini semua korban meninggal sedang diotopsi di RSUD dr Sayidiman Magetan. Rencananya, begitu selesai identifikasi, jasad korban akan segera dibawa ke rumah duka masing-masing.

Dalam musibah ini, tujuh korban tewas dan dua lainnya kritis. Berikut adalah identitas para korban berdasarkan data dari BNPB:

Korban meninggal dunia:

1. Awang (20 tahun), Ngawi.    
2. Sumarwan (50 tahun), Ngawi.                   
3. Nanang Setyo Utomo (17 tahun), Ngawi.   
4. Rita Septi (14 tahun), Ngawi.
5. Joko Prayitno, Kebon Jeruk, Jeruk. Jakarta.
6. Nanang (Siswa SMK PGRI).
7. Mr. X, masih dalam identifikasi.

Korban luka berat:

1. Eko Nurhadi (45 tahun) dari Brangol RT 2/RW 1 Brangol Kec. Karangjati Ngawi dirawat di RSUD dr. Sudono.
2. Novi Dwi Estiwati (14 thn) alamat Jl. Rajawali Kel. Beran RT 04/RW 01 Kec Ngawi, Kab. Ngawi di rawat di RSUD Mardi Solo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya