Aksi Suami Istri Selamatkan Pendaki Terbakar di Gunug Lawu

Hutan Gunung Lawu terbakar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Siswowidodo
VIVA.co.id
Korban Kebakaran Gunung Lawu Terima Asuransi dari Perhutani
- Maisur Salim (45) dan Ida Rahatun (38) adalah pasangan suami istri yang menjadi saksi ganasnya kobaran api Gunung Lawu pada Minggu 18 Oktober 2015. Tujuh orang tewas dan dua lainnya dilaporkan terluka akibat kejadian ini.

Keluarga Korban Gunung Lawu Merasa Dipermainkan Perhutani

Sebagai korban selamat dalam tragedi maut, kedua warga asal Kota Semarang Jawa Tengah itu memiliki kisah yang tak akan pernah terlupakan. Apalagi, keduanya nyaris menjadi korban kebakaran gunung yang berada di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah itu.
Novi, Korban Kebakaran Gunung Lawu Meninggal Dunia


Kisah keduanya adalah tatkala menyelamatkan satu pendaki bernama Eko Nurhadi (45), warga Ngawi Jawa Timur. Eko adalah salah satu pendaki yang selamat dengan luka bakar 50 persen dalam insiden mengerikan itu.


Maisur menceritakan, keberadaannya bersama isteri di Gunung Lawu, Minggu lalu, bukanlah untuk mendaki, melainkan hanya ingin nostalgia karena lama tak mengunjungi gunung itu.


Awal mula kisah heroik itu tatkala Maisur dan isterinya mendaki sampaiĀ  pos 2 sekitar pukul 11.00. Perjalanan mereka terhenti karena kebakaran sudah terjadi di area atas, tidak jauh dari pos 2. Api bahkan terlihat sangat dekat membakar area atas dengan hebatnya.


"Di pos 2 ada sekitar 10 orang. Tapi kata para pendaki di atas sangat berbahaya karena kebakarannya besar. Saya dan istri akhirnya tetap berada di situ," kata Maesur ditemui di Semarang, Selasa 20 Oktober 2015.


Saat itu juga pria yang bekerja sebagai tukang bangunan itu mendengar suara teriakan minta tolong dari lokasi yang berada tidak jauh dari pos tempatnya berada.


Meski dalam keadaan panik, Maesur dan Ida justru tidak memilih turun menyelematkan diri. Mereka memilih mengecek suara minta tolong di lokasi kebakaran.


"Saya ke sana hanya gunakan sandal jepit untuk mencari orang yang minta tolong," kata warga asli Rowosari Tembalang Semarang itu.


Setelah menaiki terjalnya gunung, Maisur menemukan Eko Nurhadi, seorang korban yang sedang merintih karena mengalami luka bakar cukup serius di bagian muka, kaki, dan tangannya. Posisi korban saat itu terbaring di atas tanah yang sudah terbakar.


Ironisnya lagi, Maisur juga mendapati lima jasad korban lain yang telah tewas tidak jauh dari korban selamat. Mereka dikelilingi kobaran api yang terus membesar.


"Dia (korban selamat) sudah tak bisa apa-apa. Saya juga tidak bisa mendekat ke tempat kelima temannya yang ada di kobaran api," katanya.


Sejurus kemudian, Maisur mencoba mengevakuasi Eko yang selamat dengan cara menggendong menuju pos pendakian 2. Bersama Ida, Maisur mencoba sekuat tenaga merawat korban yang saat itu terus merintih kesakitan.


"Sekitar setengah jam saya dan istri turun mencari bantuan. Korban saya titipkan di pedagang yang ada di pos 2," katanya.


Setelah menuruni gunung sampai di pintu masuk Cemoro Sewu, pasangan suami istri itu pun memberitahukan kepada tim SAR untuk melakukan pertolongan ke pos 2.


Tim gabungan pun akhirnya naik ke pos 2. "Setelah melaporkan kejadian itu, kami pada pukul 13.30 langsung pulang," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya