Walhi: Pemerintah Tak Serius Hadapi Bencana Kabut Asap

Kabut asap di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Sumber :
  • Warga Payakumbuh, Eka.

VIVA.co.id - Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Pius Ginting menilai efek kebakaran hutan dianggap tidak serius oleh pemerintah. Kalau pemerintah menganggap serius, maka seharusnya bantuan dari negara lain untuk dampak kemanusiaan seharusnya diterima.

"Pemerintah tidak lakukan evaluasi, khususnya untuk kelompok rentan seperti bayi, ibu hamil dan anak-anak. Mereka harusnya dievakuasi. Kalau ada pencegahan dari awal, maka korban yang jatuh tidak akan timbul," ujar Pius dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2015.

Ia mencontohkan di Kuba terbiasa menghadapi bencana badai yang berulang. Pemerintah Kuba pun mampu mengevakuasi 1,8 juta penduduknya akibat badai. Jumlah tersebut sebenarnya sama dengan seluruh penduduk yang ada di Kalimantan Tengah.

Pius berpendapat seharusnya pemerintah sadar bahwa dampak dari asap kebakaran hutan sangat berbahaya karena bisa masuk hingga pembuluh darah terdalam. Ia menilai pemerintah Indonesia kalah dengan Kuba dalam hal menghadapi bencana.

Menurut Pius, pencegahan dari dampak dan jatuhnya korban ini bisa diantisipasi pemerintah sejak awal. Tapi pemerintah dianggap cenderung melakukan pembiaran atas dampak asap.

Pembiaran tersebut terjadi karena pemerintah dianggap masih mementingkan perspektif ekonomi dibandingkan kelestarian lingkungan dan kesehatan warganya.

"Keuntungan dari koorporasi pengelola lahan dan hutan sebenarnya tidak setara dengan kerugian masyarakat untuk kesehatan dan lingkungannya," kata Pius.

Beban biaya kesehatan tidak ditanggung perusahaan. Karena itu sebenarnya dampak dari asap ini menjadi tanggung jawab negara.

Dalam UUD 1945 disebutkan salah satu hak warga negara adalah hak terhadap lingkungan yang sehat. Akibat dampak asap ini, ia menuding pemerintah tidak mampu memberikan hak konstitusional warga negara untuk hidup sehat.

Ke depan, menurut Pius, pemerintah harus memiliki cara pandang untuk tidak hanya mengedepankan investasi tapi harus memperhatikan lingkungan hidup.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau

Sehingga kalau pemerintah tidak mengeksploitasi sumber daya alam, walaupun tidak sekaya saat ini, tapi masyarakat mendapatkan lingkungan yang sehat. (ase)

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016