Kronologi Baku Tembak Polisi dan TNI di Lubuk Linggau

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

VIVA.co.id - Peristiwa baku tembak antara Den Intel Kodam III Siliwangi dan anggota Polisi Polres Linggau, Sumatera Selatan, membuat situasi menjadi mencekam.

Informasi yang dihimpun, penembakan itu bermula, ketika Polres Muara Enim mendapatkan laporan adanya penculikan salah satu warga bernama Hedianto (41 tahun) warga Desa Pagar Dewa, Kecamatan Benakat, Kabupaten Muara Enim, dengan nomor laporan LP/B-584/XI/2015/Sumsel/Res.Muara Enim.

Laporan itu, dibuat oleh Hendy (25), warga Desa Ujan Emas Lama, Kecamatan Ujan Emas, Kabupaten Muara Enim, yang merupakan keluarga korban, pada 12 November 2015.

Dalam laporannya, tepat pada Selasa 10 November 2015 sekitar pkl 20.00 WIB, datang seseorang ke rumah korban Hedianto dengan alasan untuk mencari kayu.

Setelah itu, Emi (istri) korban langsung keluar. Tak lama kemudian Hedianto pun menghampiri orang yang tak dikenal tersebut untuk berbincang.  

Usai perbincangan, pelaku memanggil dua orang temannya yang turun dari mobil warna putih. Namun, saat sedang berbincang, datang lagi mobil warna hitam yang berisi dua orang dan langsung membawa Hedianto pergi dalam ancaman senjata api yang diketahui berjenis FN.

Tepat pada 11 November 2015, terjadi komunikasi korban dengan istrinya yang menceritakan jika posisi korban berada di Linggau. Korban minta dikirim uang Rp10 juta atas permintaan pelaku.

Sekitar pukul 14.00 WIB uang dikirim melalui Rek BRI No.0816-01-034402-53-0 atas nama Suwandi.

Pada Jumat, 13 November 2015,  Hadi, keluarga korban, mendatangi Polres dan menginformasikan bahwa mendapatkan informasi dari  Sainan, perantara pelaku dengan keluarga korban, yang berada di Lahat dan menginfokan bahwa apabila dalam waktu dua hari korban tidak diurus maka korban akan dibunuh.

Anggota Sat Reskrim Polres Muara bersama keluarga korban menuju Lahat bertemu dengan Sainan di Rumah Makan Pade, Simpang Rimbang Kebambang.

Selanjutnya, dua mobil anggota dan dua mobil keluarga korban menuju ke Lubuk Linggau. Di perjalanan, Sainan dihubungi pelaku agar dan memintanya naik travel dan tidak menghubungi Polisi.

Setibanya di Mapolres Lubuk Linggau, mereka langsung berkordinasi dengan Sat Reskrim Polres Lubuk Linggau.

Seketika itu, Sainan dihubungi kembali oleh pelaku dan diminta untuk menunggu di Hotel Wijaya dan di sana akan dijemput oleh anggota TNI berpakaian dinas.

Mendapatkan informasi ada oknum TNI, lalu anggota Polres Muara Enim dan Polres Lubuk Linggau kordinasi ke Subdenpom Linggau dengan Kapten Syarifudin. Saat itu, pihak Subdenpom meminta kepada anggota Polres untuk memastikan jika pelaku yang ditemui adalah anggota TNI.

Anggota Polres dan keluarga korban akhirnya menuju Hotel Wijaya dan setiba di sana, Sainan dihubungi pelaku agar diminta menemui pelaku di RM Simpang Raya dan pelaku menggunakan mobil Rush warna hitam.

Setiba di lokasi, tepatnya di depan Alfamart, ada mobil Rush warna hitam. Untuk memastikan, salah satu anggota Polisi Polres Muara Enim masuk ke Alfamart, untuk memastikan korban berada di dalam mobil. Setelah melihat korban, anggota langsung melakukan penyergapan dan kontak senjata pun terjadi.
  
Usai kontak senjata berlangsung, selanjutnya mereka keluar dari mobil dan menyampaikan bahwa mereka anggota TNI dari Kodam III Siliwangi.

Ketika mengetahui ada dua pelaku anggota TNI Siliwangi yang tertembak, maka anggota buser berikan pertolongan dengan membawa mereka ke Rumah Sakit Siti Aisyah. Namun, lagi-lagi bentrok di sana kembali terjadi. Kasat Reskrim Lubuk Linggau, dikeroyok oleh sekelompok orang menggunakan baju loreng.

Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Iza Fadri, mengaku sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan koordinasi terkait kejadian tersebut.

"Intinya ini miskomunikasi. Anggota kita datang ke sana, atas laporan warga adanya aksi penculikan," kata Iza.

Saat ini, dua anggota TNI tersebut, masih dirawat di Rumah Sakit Dr AK Gani, Palembang.

Polisi Tembak TNI, Komisi I Minta Kedua Pihak Tahan Diri

Mantan Kepala BIN, Hendropriyono

Hendropriyono Ungkap Sulitnya Sesama Intel Berkoordinasi

Salah satu akibatnya bisa terjadi salah tembak seperti di Poso.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2016