Daftar Daerah Rawan Banjir & Longsor

Banjir Bogor
Sumber :
  • Amin Sudarsono (Warga Bogor)

VIVA.co.id - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengakui bahwa Indonesia rawan banjir dan longsor. Berdasarkan peta bencana di Indonesia terdapat 315 kabupaten/kota yang berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir. Dan terdapat jumlah penduduk 61 juta jiwa di daerah tersebut.

1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan

Sedangkan untuk longsor ada 274 kabupaten/kota yang berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor dengan jumlah penduduk 40,9 juta jiwa di daerah tersebut.

"Banyak faktor yang menyebabkan banjir dan longsor. Bukan hanya hujan deras. Hasil resultan dari dampak perubahan iklim global, perubahan penggunaan lahan, bertambahnya jumlah penduduk, urbanisasi, kemiskinan, kerentanan, dan sebagainya yang menyebabkan banjir dan longsor meningkat," kata Sutopo dalam keterangannya. Selasa 17 November 2015.

Longsor Terjang Ratusan Rumah di Maluku

Sementara itu, kata Sutopo, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan bahwa curah hujan normal. Fenomena El Nino diperkiraan masih ada hingga April 2016, namun pengaruh tersebut akan meluruh.

"Tidak ada indikasi adanya menguatnya La Nina yang akan menyebabkan hujan lebih basah. Meskipun hujan normal tetapi banjir dan longsor diperkirakan akan tetap terjadi. Besar-kecilnya magnitudo banjir dan longsor dipengaruhi oleh hujan akibat dinamika atmosfer yang ada," ungkapnya.

Detik-detik Mengerikan Longsor Condet

Sutopo menjelaskan, Pola hujan di Indonesia ada 3 tipe yakni ekuatorial, monsunal, dan lokal. Sebagian wilayah Riau, Sumsel, Jambi, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalsel dan Kalteng memiliki tipe hujan monsunal, dimana puncak hujan pada Januari. Diperkirakan banjir dan longsor akan banyak terjadi selama Desember 2015 hingga Februari 2016 dengan puncaknya pada Januari 2016  di beberapa wilayah ini.

Di Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Kalbar, Kaltim, Sulawesi, Malut dan Papua memiliki tipe hujan ekuatorial di mana puncak hujan pada November-Desember. Maka tidak aneh jika di wilayah ini sudah terjadi banjir dan longsor saat ini.

"Untuk Maluku dan Sorong Papua Barat memiliki tipe lokal dengan puncak hujan Juni-Juli," jelasnya.

Lebih lanjut, Sutopo menambahkan, daerah rawan banjir meliputi sepanjang pantai timur Sumatera, Pantura, pesisir Kalimantan, daerah-daerah di sepanjang sungai dan lainnya.

Wilayah yang perlu memperoleh perhatian khusus banjir adalah Kota Medan, wilayah Riau (Sungai Siak, Kampar, Rokan), wilayah di Jambi (Sungai Batanghari), wilayah di Banten (Sungai Ciujung, Ciliman, Cidurian dan Cisadane), Jakarta(Sungai Ciliwung, Pesanggrahan, Angke), wilayah Jawa Barat (Sungai Citarum, Cimanuk, Citanduy), wilayah di Jawa Tengah (Sungai Pemali, Comal, Jragung, Tuntang, Lusi, Serang, Juana, Serayu, Bogowonto, Citanduyi, Bengawqan Solo), dan di wilayah Jawa Timur (Sungai Bengawan Solo, Duduk Sampean).

Untuk daerah rawan longsor yang perlu meperoleh perhatian serius adalah daerah-daerah pegunungan dan perbukitan yang banyak penduduknya seperti di 1) Bukit Barisan dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Lampung; 2) Jawa bagian tengah dan selatan; 3) Bali, NTT, NTB, Maluku dan Papua; dan 4) Sulawesi (hampir sebagian besar semua wilayah dengan topografi pegunungan yang berpotensi longsor dan banjir bandang).

Sedangkan wilayah yang terancam dari bahaya lahar hujan adalah Gunung Sinabung, Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Semeru, Gunung Rokatenda, Gunung Lokon, Gunung Karangetang, dan Gunung Gamalama.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya