Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id -
Presiden Joko Widodo, meresmikan Pembukaan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) Tahun 2015 di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta. Dalam sambutannya, Jokowi berharap di antara para pelajar nantinya akan ada yang berdiri di mimbar tempat ia berpidato, menjadi Presiden Republik Indonesia.
"Saya membayangkan, salah satu, dua, tiga, empat, anak-anakku semua nantinya berada di mimbar ini, menjadi Presiden Indonesia," kata Jokowi, Rabu 18 November 2015.
Jokowi mengingatkan, menjadi pemimpin bukan turun begitu saja. Tetapi ditempa dengan situasi dan waktu. Dia yakin, ribuan pelajar ini akan ada yang bisa memimpin republik ini.
"Semuanya pantas berada di mimbar ini, kalian dipilih yang terbaik," katanya.
Jokowi mencontohkan, sejumlah pemimpin yang pernah ada di Indonesia. Mereka ditempa melalui tantangan zaman saat itu.
Baca Juga :
Jokowi Salat Jumat di Bandara Soekarno-Hatta
Baca Juga :
Fadli Zon dan Fahri Hamzah Puji Jokowi
Hasyim Asyari mendirikan Nahdlatul Ulama, dan Ahmad Dahlan membentuk Persyarikatan Muhammadiyah, yang hingga kini terus eksis dalam membantu pembangunan bangsa.
"Mereka bisa menyelesaikan masalah, rintangan, dengan sikap optimisme, keberanian, ketika menjadi pemimpin-pemimpin besar," lanjutnya.
Jokowi meminta, para pelajar untuk belajar dari para pendahulu yang kaya akan budi pekerti dan melayani rakyat dengan sungguh-sungguh. Setiap zaman, tantangannya berbeda. Ke depan, kata Jokowi, tantangan semakin kompleks.
Jokowi menyinggung, mulai 2016 Indonesia memsuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Tidak ada lagi batas. Walau begitu, dia yakin anak-anak saat ini punya masa depan cerah. Yang nantinya mampu menghadapi tantangan tersebut.
"Dimulai kepemimpinan sejak dini. KKP harus jadi kawahcandradimuka," kata Jokowi.
"Harus jadi contoh, rendah hati, berahklak mulia,kalau ada teman yang tawuran dan narkoba, beritahu," lanjut Jokowi.
Peserta KKP berjumlah 1176 orang siswa dari seluruh Indonesia. Mereka adalah pengurus OSIS SMP sebanyak 514 orang, SMA 306 orang, SMK 306 orang. Ada juga siswa Papua dan Papua Barat dari Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) pada 6 provinsi sebanyak 50 orang.
Halaman Selanjutnya
Hasyim Asyari mendirikan Nahdlatul Ulama, dan Ahmad Dahlan membentuk Persyarikatan Muhammadiyah, yang hingga kini terus eksis dalam membantu pembangunan bangsa.