Sumber :
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 10 Desember 2015.
Hotel itu disebut sebagai salah satu tempat pertemuan antara Ketua DPR RI Setya Novanto, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha Muhammad Riza Chalid. Pertemuan mereka membahas permintaan saham PT Freeport Indonesia, yang mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden, dan belakangan populer juga disebut skandal ‘Papa Minta Saham’.
Jaksa Agung, Muhammad Prasetyo mengatakan, pengelola hotel sangat antusias dengan kedatangan penyidik untuk menelusuri rekaman CCTV di hotel itu. "Itu sifatnya bukan penggeledahan, kita mendatangi tempat yang pernah dilakukan pertemuan oleh Pak Setya Novanto dan beberapa yang lain," kata Prasetyo di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat, 11 Desember 2015.
Baca Juga :
Apa Kabar Divestasi Saham Freeport?
Menurut Jaksa Agung, berdasarkan hasil penelusuran rekaman CCTV, ditemukan beberapa bukti pembayaran pertemuan tiga orang itu. "Ada gambar mereka di sana, ada bukti pembayaran, ada yang memesan, siapa yang melakukan inisiatif pertemuan itu," ujarnya menambahkan.
Namun, Prasetyo enggan menjelaskan dengan detail tentang hasil penelusuran rekaman CCTV di Hotel Ritz Carlton tersebut. Sementara ini masih dalam tahap penyelidikan. “Kalau cukup kita lakukan evaluasi," ujarnya.
Dia menjelaskan, tidak tertutup kemungkinan Kejaksaan akan memanggil dan memeriksa semua orang yang disebut atau terlibat dalam skandal PT Freeport itu, sebagaimana muncul ke publik melalui rekaman percakapan milik Maroef Sjamsoeddin. "Kita akan mengundang pihak-pihak yang punya keterkaitan, di antaranya, Sudirman Said, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Jadi siapa pun terlibat kita panggil."
(mus)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun, Prasetyo enggan menjelaskan dengan detail tentang hasil penelusuran rekaman CCTV di Hotel Ritz Carlton tersebut. Sementara ini masih dalam tahap penyelidikan. “Kalau cukup kita lakukan evaluasi," ujarnya.
