- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan antisipasi kemacetan arus balik Natal maupun Tahun Baru 2016.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengeluarkan surat edaran yang berisi larangan angkutan barang tertentu untuk melintas di jalan raya Jawa, Lampung dan Bali mulai 30 Desember hingga 3 Januari mendatang. Namun pelarangan dikecualikan untuk angkutan barang yang membawa kebutuhan dasar seperti bahan bakar minyak (BBM), sembako dan elpiji
"Arus baliknya dipersiapkan dengan baik," kata Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi Mustafa Djuraid kepada VIVA.co.id, Senin, 28 Desember 2015.
Kemenhub juga telah berkoordinasi dengan berbagai perusahaan jasa angkutan baik pesawat, kapal maupun kereta api. Hal tersebut dilakukan agar kemacetan panjang saat Natal beberapa hari silam tak lagi terulang.
Hadi menambahkan, masalah kemacetan lalu lintas termasuk saat Natal seharusnya menjadi tanggung jawab Korlantas Mabes Polri. Oleh karena itu kementerian meminta agar dilakukan antisipasi lonjakan arus balik dengan sistem buka tutup yang efektif dan rekayasa lalu lintas yang tepat. "Armada pesawatnya, kapalnya, kereta apinya, dan lain sebagainya itu fungsi kita. Makanya kita harus pastikan itu sesuai dengan kebutuhan, kita lakukan persiapan jauh-jauh hari," ujarnya menerangkan.
Selain itu, Kemenhub juga meminta kepada Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan opeator Jalan Tol Jasa Marga untuk melakukan upaya agar antrean pada loket pembayaran tiket atau gate in bisa dipersingkat. Selain itu, area lokasi beristirahat untuk jalur-jalur tol yang relatif panjang agar ditambah.
"Proses pembayaran di pintu tol itu agar dipercepat. Selama ini, itu jadi salah satu faktor yang memperpanjang antrean. Itu yang sudah kami sampaikan, sebaiknya tol itu pakai electric gate, seperti yang diterapkan di kereta api."
(mus)
