Tiga Orang Sudah Diperiksa Terkait Terompet dari Alquran

Produsen Terompet dari Alquran: Kami Kurang Pengawasan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id
- Penyidik Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Kepolisian Daerah Jawa Tengah memeriksa secara intensif sejumlah pihak yang berhubungan dengan peredaran terompet dari sampul Alquran di sejumlah wilayah.


Ada lebih dari tiga orang diperiksa, termasuk mengamankan barang bukti dari produsen asal Solo, Jawa Tengah.


"Yang sudah diperiksa lebih dari tiga orang. Termasuk (pemeriksaan) oleh masing-masing Polres," ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Liliek Darmanto di Semarang, Selasa, 29 Desember 2015.
Menteri Agama: Usut Tuntas Kasus Terompet dari Alquran


Polda Metro Selidiki Peredaran Terompet Bertulis Huruf Arab
Meski tak menyebut detail siapa saja yang diperiksa, Liliek mengaku telah mengambil langkah serius dan cepat, termasuk mengamankan 2,3 ton limbah percetakan terompet yang sudah beredar di beberapa wilayah, termasuk bahan bakunya.

Jawa Tengah Kini Bersih dari Terompet Alquran

"Intinya kami mengamankan barang bukti itu agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Liliek.


Dalam pemeriksaan itu, lanjut Liliek, penyidik mendalami alasan penjual dan pembuat terompet yang kini membuat kontroversi di masyarakat. Kuat dugaan mereka adalah para penjual limbah kertas di Solo, produsen terompet, dan mini market yang menjual terompet.


Kendati demikian, Liliek mengaku belum menetapkan tersangka terhadap sejumlah orang yang diperiksa itu. Ia bahkan membantah adanya unsur penangkapan oleh polisi kepada para produsen dan penjual limbah kertas yang marak disuplai ke sejumlah wilayah Jateng.


"Mereka sudah minta maaf juga kepada masyarakat. (Mereka) diperiksa, ya, bukan ditangkap," ujar Liliek.


Informasi yang dihimpun, sebanyak 2,3 ton limbah bahan baku terompet dari kertas sampul Alquran itu dari pemasok bernama Sunardi alias Gendon, warga Solo. Namun, barang itu, disita polisi dari salah seorang produsen bernama Parso, warga Bulukerto, Wonogiri.


Dari jumlah stok kertas itu, pelaku Parso sudah menjualnya sebanyak 743 kilogram ke sejumlah pembeli di berbagai daerah. Sementara itu Gendon membeli limbah tersebut dari salah satu perusahaan percetakan sebanyak 7.157 kilogram, lalu menjualanya ke sejumlah orang.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya