Paku Alam X Bersumpah Melestarikan Tradisi Kerajaan Mataram

Prosesi pelantikan Paku Alam X beberapa waktu lalu
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id - Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo dinobatkan sebagai Sri Paduka Paku Alam X, Raja Pakualaman, di Yogyakarta, pada Kamis pagi, 7 Januari 2016. Dia kini resmi bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) untuk menggantikan KGPAA Ambarkusumo sebagai Paku Alam IX yang wafat pada 21 November 2015.
Polda Yogya Bantah Tangkap Menantu Sultan Terkait Narkoba

Penobatan KGPAA Prabu Suryodilogo sebagai Paku Alam X ditandai dengan pemakaian keris pusaka kadipaten Pakualaman, yakni Keris Kanjeng Kiai Buntit.
Pohon Beringin di Keraton Yogyakarta Roboh

Sebelum upacara penobatan, terlebih dahulu iringan gending Ketawang Sekartejo Laras Slendro Patet Manyura dari gamelan Tlagamuncar dan Rumingraras mengantar miyos KBPH Prabu Suryodilogo dari Dalem Ageng menuju Bangsal Sewatama, Puro Pakulaman.
Adik Ungkap Isi Surat Terbuka untuk Sultan

Selanjutnya dibacakan paugeran atau peraturan alias konstitusi Puro Pakualaman yang menetapkan KBPH Prabu Suryodilogo menjadi KGPAA Paku Alam X menggantikan KGPAA Paku Alam IX.

Prosesi selanjutnya ialah KBPH Prabu Suryodilogo lenggah di dampar, kemudian jumenengan atau penobatan dimulai yang ditandai pemakaian Keris Kanjeng Kiai Buntit.

KGPAA Paku Alam X selanjutnya mengucap sabda yang berisi dengan jujur bahwa kewajiban yang akan dilaksanakan adalah tugas berat karena akan melanjutkan kewajiban leluhur Kerajaan Mataram sebagai pengemban kebudayaan.

"Sepengetahuan saya, kata budaya memiliki makna banyak. Karena itu saya membatasi makna kebudayaan sebagai praktik intelektual yang berkaitan dengan kegiatan pemerintahan dan artistik secara konkret," katanya.

Paku Alam X juga bersumpah mempertahankan tradisi namun tak menolak pembaharuan atau modernisasi. Lagi pula pembaharuan itu menuntut kreasi dan inovasi yang lebih baik.

Sehubungan dengan itu, kata Paku Alam X, tradisi Pakualaman tidak terpisah dari Kasultanan Yogyakarta sehingga dia akan menjadi tolok ukur memahami perkembangan dan perubahan yang begitu cepat namun tidak lepas dari akarnya.

"Untuk menjalankan tugas itu saya berharap peran serta warga Yogya, dan keluarga besar Pakualaman, khususnya," ucapnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya