- VIVA/Mitha Meinansi
VIVA.co.id - Kepolisian Resort Poso, Sulawesi Tengah, mengamankan berbagai bahan untuk merakit bom, yang diduga kuat sebagai pasokan bagi kelompok Santoso.
Barang bukti tersebut, ditemukan di lokasi perkebunan warga yang berada sekitar dua kilometer dari pemukiman warga di desa Labuan, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Secara keseluruhan, barang bukti itu sebanyak 19 item, termasuk di antaranya berupa black powder, yang menurut pihak Kepolisian sudah siap dirangkai menjadi bom rakitan yang hendak dikirimkan ke kelompok Santoso.
Tertangkapnya enam orang kurir dalam kelompok Santoso pada akhir tahun lalu, menjadi dasar pengembangan Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) untuk mengurai keberadaan serangkaian bahan pembuat bom tersebut.
Menurut Kapolres Poso AKBP Ronny Suseno, dari seluruh barang bukti yang ditemukan, di antaranya terdapat black powder, pipa paralon, dan jerigen. Barang bukti tersebut diamankan berdasarkan hasil pengembangan.
"Ini merupakan hasil dari pengembangan penyelidikan oleh Densus 88, terhadap sejumlah orang yang telah ditangkap sebelumnya, di mana pada Sabtu lalu, 9 Januari, bahan-bahan untuk membuat bom itu berhasil diamankan dari perkebunan yang berada sekitar dua kilometer dari pemukiman warga di desa Labuan," ujar Ronny Suseno di Mapolres Poso Selasa, 12 Januari 2016.
Barang-barang bukti tersebut, terungkap berdasarkan pemeriksaan tersangka AP, yang diamankan pada 31 Desember 2015. Seseorang yang disebut polisi sebagai kurir dan penyuplai logistik bagi kelompok Santoso.
"Benda-benda itu umumnya sudah siap untuk dirakit menjadi bom, dan tinggal dikirim kepada kelompok Santoso," tambah Ronny dalam penjelasannya.
Selain bahan pembuat bom, polisi juga mengamankan 47 butir peluru dari berbagai kaliber di lokasi yang sama. Seluruh barang bukti yang diamankan itu, saat ini diamankan di Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah di Palu.
Mitha Meinansi / Poso
(asp)
Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?
Argentina menuduh Iran sebagai pelaku tindakan terorisme. Tuduhan ini muncul setelah lebih dari tiga dekade serangan yang mengakibatkan korban jiwa di Buenos Aires, Argen
