Jelang Nyepi, Permintaan Dupa Capai 9 Ton Per Minggu

Perajin dupa di Desa Dalisodo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Dalam sepekan perajin bisa memproduksi hingga 9 ton dupa untuk dikirim ke Pulau Bali, Jumat (4/3/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A Pitaloka

VIVA.co.id – Warga Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang banyak berprofesi sebagai perajin dupa, peralatan ibadah. Biasanya, dupa ini dikirim ke Pulau Bali. Pesanan akan membanjir menjelang Hari Raya Nyepi.

Nyepi, Turis Rusia Terjebak di Bandara Ngurah Rai

Bertepanan dengan akan hadirnya Hari Raya Nyepi pada 9 Maret 2016 ini, permintaan dupa buatan warga setempat meningkat hingga 50 persen. Maklum, dupa Wagir dikenal sangat murah dan berkualitas.

"Sudah sejak Januari permintaan naik 50 persen. Ini persiapan Nyepi jadi permintaan dari Bali gencar," kata Panaji, perajin dupa setempat, Jumat 4 Maret 2016.

Nyepi, Bali Gelap Gulita

Tiga tahun terakhir Panaji membuat dupa dibantu lima pekerjanya yang dibayar dengan sistem kontrak. Dalam sehari mereka bisa membuat sekitar 400 kilogram dupa.

Dalam satu minggu terkumpul sekira enam ton dupa di hari normal. Namun menjelang nyepi, permintaan meningkat dan produksi digenjot hingga sembilan ton per minggu.

Pesan Nyepi Jokowi, Refleksi Harmoni dalam Kesunyian

"Permintaan naik sejak Januari kemarin. Puncaknya pada Maret ini, setelah itu biasanya permintaan stabil,” katanya.

Dupa Wagir dikenal memiliki kualitas bagus. Meskipun perajin dibuat pusing saat musim hujan, namun mereka menyiasatinya dengan menambah meja penjemur agar dupa bisa kering dengan baik.

"Kalau musim hujan menjemur bisa sampai empat hari. Kalau musim kemarau setengah hari bisa kering dan siap kirim," katanya.

Dupa dibuat dari batang bambu kering. Pada bagian atas, serpihan kayu digunakan sebagai bahan dasar nyala dupa. Sebanyak 35 perajin dupa di Wagir rata-rata menjual dupa dalam kondisi belum diberi pewangi.

"Nanti di Bali yang akan membuat pewanginya. Dari kami dupa tidak ada baunya," katanya.

Bambu Mahal
Saat ini Dupa Wagir dijual Rp5.500 per kilo. Karena itu untuk sembilan ton dupa per minggu, Panaji bisa mendapatkan pemasukan kotor sebesar Rp49,5 juta.

Wagir yang berada di kaki Gunung Kawi memiliki hawa yang sejuk. Curah hujan di Wagir tergolong tinggi dibandingkan daerah lain yang lebih rendah.

Sementara perajin dupa sangat tergantung dengan matahari untuk mengeringkang dupa. Dupa yang tak kering sempurna membuat nyalanya terputus, mudah padam saat digunakan.

Namun ada banyak perajin dupa yang berhimpun di Wagir. Panaji sendiri baru tiga tahun terakhir menekuni bisnis membuat dupa. Sebab ada banyak tetangganya yang memiliki keahlian membuat dupa.

"Di sini banyak perajin dupa karena banyak warga yang bisa membuat dupa. Dulu mereka kerja di tempat lain, seperti di Bali. Tapi setelah banyak yang pulang akhirnya banyak yang membuat dupa sendiri,” katanya.

Saat musim hujan, bukan hanya proses menjemur yang terganggu, namun pasokan bambu kering juga susah. Tingginya permintaan yang tidak diikuti dengan pasokan cukup, membuat penjual bambu kering memberikan harga tinggi.

Harga bambu selalu naik setiap tahun sementara harga dupa sebesar Rp5.500 perkilo bertahan dua tahun terakhir.  

Namun perajin dupa bisa mensyukurinya dengan cara yang lain. Meskipun kemampuan produksi menurun menjadi 300 kilo per hari saat musim hujan, dan harga bahan baku naik, namun pemasukan tetap lancar lantaran permintaan yang naik.

Harga dupa tak bisa ikut naik karena persaingan yang ketat diantara perajin dupa. "Harga dupa tak bisa naik, tapi permintaanya naik itu sudah bisa menutupi biaya produksi di musim hujan," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya