Unik, Ijab Kabul Dilangsungkan di Bangsal Rumah Sakit

Akad nikah di RSUP Sardjito Yogyakarta.
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA.co.id – Ijab kobul biasanya dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA) atau memanggil petugas KUA ke rumah atau ke masjid. Jika sedang bermasalah hukum, bisa saja penghulu dipanggil ke penjara untuk melaksanakan pernikahan.

Menteri PUPR Cek Kesiapan Tambahan Ruang ICU di RSUP dr Sardjito

Penghulu menikahkan kedua calon pengantin di penjara sudah sering kita dengar. Namun jika penghulu menikahkan kedua mempelai di sebuah rumah sakit, mungkin kejadian itu cukup langka terjadi di Indonesia.

Ya, seorang penghulu menikahkan sepasang mempelai di RSUP Sardjito Yogyakarta, tepatnya di bangsal Cendana.

Kasus COVID-19 di DIY Melonjak, Menkes Ganti Dirut RSUP Sardjito

Bangsal tersebut dihuni oleh pasien bernama Windu Nurcahyo Saputro, warga Sindurejan, Purworejo, Jawa Tengah, yang terbaring di ruang perawatan Cendana 4.

Windu berencana menikahi kekasihnya, Yanuar Dias Sutisno, warga Kutoarjo, Jawa Tengah.

Ruang Perawatan COVID-19 Nyaris Penuh, RSUP Sardjito Mulai Deg-degan

Pernikahan itu terpaksa dilakukan di rumah sakit, karena kedua keluarga sudah menyepakati hari pernikahan. Karena itu, sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan, akad nikah pun dilaksanakan.

Windu dirawat di rumah sakit ini, karena beberapa waktu lalu mengalami kecelakaan lalulintas di Sentolo, Kabupaten Kulonprogo. Akibat kecelakaan itu, kaki kanannya mengalami patah dan kemudian harus diamputasi.

Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho mengatakan sebelumnya keluarga sudah meminta izin akan menikahkan di rumah sakit secara sederhana.

Namun, pihak rumah sakit kemudian melakukan persiapan-persiapan, agar pernikahan itu tetap berjalan meriah. “Dua staf kami melakukan persiapan ruangan, termasuk dekorasinya,” katanya.

Heru berharap, dengan langkah itu, kedua pengantin akan merasa nyaman dan berkesan, meski masih menjalani perawatan.

Usai ijab kabul, Windu mengaku terharu dan senang. Apalagi, gadis pujaannya bisa menerima kondisinya yang mengalami musibah dan harus diamputasi.

“Saya terharu dan senang,” katanya singkat.

Sedangkan Yanuar menegaskan, tetap bersedia menikah dengan Windu, karena jalinan cinta sudah dirajut sejak masih duduk di SMA. Ia mengaku sangat mencintai Windu.

“Mas Windu itu orangnya baik,” ujar Yanuar.

Usai menikah, Yanuar berusaha keras untuk mendukung suaminya, agar dapat menjalani hidupnya dengan baik dan sabar. "Saya menerima Mas Windu apa adanya," ucapnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya