Kepala BNPT: Santoso Bagai Jarum dalam Tumpukan Jerami

Komjen Pol Tito Karnavian.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Aparat gabungan Polri dan TNI masih belum mampu menaklukkan kelompok  Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Salah satu faktornya adalah medan di Poso, Sulawesi Tengah sangat sulit dijinakkan.

Tito Karnavian: Istri Kedua Santoso Ditangkap di Pegunungan

"Medanya berat atau tanya temen kontri di sana. Dia akan tahu bagaimana Poso itu, seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Luar biasa tebalnya," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 12 April 2016.

Menurut Tito, usaha maksimal harus dilakukan jika ingin mengalahkan kelompok Santoso. Apabila tidak maka operasi yang dilakukan kemungkinan tidak berhasil.

Jenderal Tito: Kelompok Santoso Semakin Melemah

"Pengalaman saya menangkap buronan seperti Santoso tergantung dua hal, pertama usaha semaksimal dan usaha semaksimal dan kedua serahkan kepada Tuhan Maha Kuasa," ujarnya.

Sekedar diketahui, operasi pasukan tim gabungan atau yang disebut Tinombala masa waktunya sampai bulan Mei 2016.

Alasan Tito Karnavian Pilih Suhardi Jadi Bos Pembasmi Teror

Santoso mengawali petualangan sebagai kelompok radikal Islam pada 2008. Ketika itu, ia bergabung ke dalam sebuah organisasi yang menganut Tauhid wal Jihad, suatu ideologi jihad yang muncul di Irak pada 2001, Jamaah Ansyharut Daulah (JAD), bentukan Aman Abdurahman.

Aman merupakan orang pertama di Indonesia yang menyerap dan menyebarkan paham yang dibentuk oleh pendiri organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Muhammad Maqdizi, Abu Musab Zarkowi, Abu Bakar Baghdadi.

Santoso alias Abu Wardah itu kemudian mendirikan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), berbasis di Poso, Sulawesi Tengah. Hingga kini, aparat bersenjata Indonesia belum juga berhasil meringkusnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya