TNI Siapkan Tim Reaksi Cepat di Dekat Perbatasan RI-Filipina

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo memeriksa kesiapan PPRC di Tarakan
Sumber :
  • Puspen TNI

VIVA.co.id – Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, awal pekan ini memeriksa kesiapan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang ada di di Pangkalan Udara Tarakan, Kalimantan Utara. Pasukan itu disiapkan untuk melindungi sekaligus menyelamatkan warga Indonesia, yang belakangan ini rentan menjadi target perompakan dan penyanderaan di dekat perbatasan maritim Indonesia dan Filipina. 

Sulut Paling Rawan Jadi Jalur Eksodus Abu Sayyaf dan Santoso

Jenderal Gatot menyampaikan bahwa pembentukan tim reaksi cepat ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo, menyusul kasus-kasus pembajakan dan penyanderaan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di perairan Filipina Selatan, Gatot, selaku Panglima TNI, diperintahkan menyiapkan pasukan di dekat perbatasan agar setiap saat bisa melakukan tindakan tegas terhadap kelompok penyandera.

“Saya datang ke sini untuk mengecek kesiapan semuanya. Saya tidak bisa jelaskan tempatnya di mana dan bentuk latihannya seperti apa. Latihan ini hanya untuk prajurit agar terbentuk feeling. Sehingga, suatu saat TNI disiapkan untuk berangkat dan, berdasarkan sejarah, tidak ada (operasi) yang gagal, kita harus optimis,” ucap Gatot di Tarakan, Senin 18 April 2016.

Abu Sayyaf Ancam Penggal Kepala Sandera Warga Asing

Terkait perkembangan upaya pembebasan yang dilakukan Angkatan Bersenjata Filipina, Panglima TNI menjelaskan bahwa sampai sekarang mereka masih melaksanakan operasi upaya pembebasan. 

“Kalau mereka minta bantuan kita, dengan puji syukur, saya langsung berangkatkan. Pasukan saya sudah tunggu saja, sudah tanya kapan dia (pasukan) berangkat,” ungkap Gatot.

Menhan Sebut Peran Kivlan Zen dalam Pembebasan Empat WNI

Selain memeriksa kesiapan pasukan, Jenderal Gatot juga menganalisis dan memberikan petunjuk yang harus dilakukan oleh PPRC. 

Panglima TNI juga menjelaskan, bahwa jumlah pasukan yang dikerahkan di PPRC berkisar ratusan, sesuai fungsi dan profesionalisme masing-masing, dan diturunkan tergantung operasi yang akan mereka jalankan.

Dalam memeriksa kesiapan pasukan ini, Panglima TNI didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna, Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi, Danjen Kopassus Mayjen TNI M. Herindra, Dankormar Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, Dankorpaskhas Marsda TNI Adrian Watimmena, para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman.

Sebelumnya diberitakan, 10 WNI awak kapal tunda Brahma 12 masih dalam sandera milisi Abu Sayyaf. Kemudian, 17 April 2016, kembali empat WNI menjadi korban penculikan kelompok tidak dikenal di perairan Filipina Selatan.

Menindaklanjuti maraknya pembajakan di perairan itu,

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya