Penyandera 4 WNI Tugasnya Cari Uang Setoran untuk Abu Sayyaf

Kelompok Abu Sayyaf saat menyandera warga asing beberapa waktu silam.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Reuters

VIVA.co.id – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa 4 WNI yang disandera di perairan laut Filipina Selatan diindikasi murni sebagai tindakan kriminal. Gatot berujar, perompak yang menawan 4 WNI tersebut bukan pecahan dari bagian kelompok milisi Abu Sayyaf.

Menhan Sebut Peran Kivlan Zen dalam Pembebasan Empat WNI

"Jadi kenapa tak terdeteksi, yang (penyandera) 4 ini bukan dari kelompok sempalan Abu Sayyaf. Mereka kelompok yang beda lagi, ada indikasi kriminal biasa," kata Gatot di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kemendagri, Jakarta Selatan, Sabtu 23 April 2016.

Meski demikian menurut Gatot, kelompok yang menawan 4 WNI itu juga diketahui mencari uang untuk disetorkan kepada kelompok Abu Sayyaf.

Sandera Selalu Diajak Salat Lima Waktu oleh Abu Sayyaf

"Jadi mereka kelompok yang beda lagi, mencari uang untuk disetorkan ke kelompok Abu Sayyaf," katanya.  

Gatot menambahkan, sementara ini keberadaan 4 WNI belum bisa dilacak secara pasti. Walaupun sempat diketahui bahwa para sandera diduga berada di Kepulauan Tawi-Tawi.

Pemerintah Tak Mau Gegabah soal Pembebasan Sisa Sandera WNI

"Sepuluh WNI di Kepulauan Sulu, 4 masih diperkirakan di Tawi-Tawi. Jadi kenapa tak terdeteksi, yang 4 ini bukan dari kelompok sempalan Abu Sayyaf," ujar dia.

Akan tetapi Gatot menegaskan, TNI optimistis bahwa pemerintah Filipina akan bisa membebaskan sandera tersebut.

“Kita harus percaya dengan pemerintah Filipina yang beritikad baik untuk menyelamatkan sandera," kata dia.

Hal tersebut disampaikan Gatot menyusul kembalinya terjadi penyanderaan terhadap 4 WNI yang merupakan kapten dan awak kapal TB Henry setelah sebelumnya 10 WNI yang merupakan awak kapal Tugboat Brahma disandera Abu Sayyaf. Hingga saat ini upaya pembebasan masih terus diusahakan.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya