Kapolri Ungkap Kronologi Tewasnya Terduga Teroris di Poso

Kelompok teroris pimpinan Santoso di hutan persembunyian mereka di Poso saat masih lengkap beberapa waktu silam.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Abdullah Hamann

VIVA.co.id – Dua pria tak dikenal dipergoki aparat keamanan Minggu kemarin di suatu desa di Poso, Sulawesi Tengah. Mereka sempat mengeluarkan senjata tajam saat ditanyai aparat gabungan Operasi Tinombala sebelum akhirnya satu dari dua orang itu tewas ditembak, demikian ungkap Kepala Kepolisian RI, Jenderal Badrodin Haiti. 

Puasa Tak Halangi Tim Operasi Tinombala Buru Santoso

Aparat menduga mereka adalah anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Kepada para wartawan hari ini, Badrodin mengungkapkan kronologi insiden itu berdasarkan laporan dari anak buahnya.

Kejadian bermula saat Brigadir Ardi, anggota intel Polsek Pesisir Selatan (PPS) melihat orang tidak dikenal (OTK) di Desa Patiunga Lorong Gereja. Merasa curiga, Ardi mengajak koleganya dari Polsek PPS, Brigadir Warno, mengecek keberadaan OTK tersebut. Begitu sampai di lorong kuburan, mereka melihat satu orang lagi yang juga tidak dikenal.

Bulan Ramadan Waktu yang Tepat Santoso Menyerah

Kedua anggota polisi tersebut sempat menanyakan kepada salah satu dari mereka. Namun, mereka malah mengeluarkan parang.

"Mereka tanya, ‘Pak dari mana?’" kata Badrodin mencontohkan pertanyaan tersebut di Jakarta, Senin 25 April 2016. Kedua OTK itu, lanjut Badrodin, lalu mencabut parang sambil berteriak “Allahuakbar” dan merogoh tas. Brigadir Warno kembali memberi tembakan peringatan dan akhirnya menembak OTK tersebut.

Sulut Paling Rawan Jadi Jalur Eksodus Abu Sayyaf dan Santoso

"Akhirnya OTK itu tewas di tempat," kata Badrodin Haiti.

Hingga saat ini, polisi masih terus melakukan pengejaran dan penyisiran terhadap anggota Santoso. Sementara sejumlah senjata milik anggota kelompok teroris Santoso yang tertangkap sudah berhasil diamankan.

"Ada beberapa barang bukti yang kami sita, seperti ?satu bom lontong, satu parang dan satu ransel,” katanya.

Sementara itu Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto, mengatakan satu jenazah yang tewas tersebut sedang diperiksa di rumah sakit setempat.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat, tidak terlalu lama bisa diketahui identitasnya," kata Agus.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya