Kronologi Polisi Tembak Bule Prancis di Bali

Ilustrasi pistol.
Sumber :
  • AP Photo/ Tim Hales

VIVA.co.id – Satu anggota Satuan Reskrim Polsek Kuta Utara, Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta, tewas saat menyergap bule asal Prancis, Amokrane Sabet, yang sering membuat onar di Bali. Kapolda Bali, Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto menjelaskan, dari laporan yang diterimanya, Amokrane memang sering membuat onar.

Amokrane Sabet Tewas Bukan karena Berondongan Peluru

"Terbukti, tadi dia bawa senjata tajam," jelas Sugeng, Senin 2 Mei 2016.

Menurutnya, Polri memiliki aturan dalam menembak mati seseorang. "Ya, memang di Polri juga ada aturannya. Tembak didahului tembakan peringatan. Kalau memang membahayakan, langsung dilumpuhkan," jelas Sugeng.

Propam Polri Telusuri Kasus Amokrane Sabet

Saat hendak disergap, Amokrane mengejar anggota kepolisian dengan senjata terhunus di tangan. Polisi berhamburan menghindari kejaran Amokrane.

Kemudian, satu orang anggota polisi jatuh ke parit. Amokrane langsung menduduki dan menikamnya bertubi-tubi.

Anggotanya Tewas oleh Turis Prancis, Polda Bali Tak Siap?

"Awalnya, di halaman garasi dia kejar. Anggota kami terjatuh ke got, diduduki, langsung ditusuk pakai senjata tajam," ungkap Sugeng.

Lantaran membahayakan, Amokrane pun langsung ditembak mati. "Ini sangat situasional. Petugas kepolisian di lapangan yang menilai. Kalau membahayakan, dilumpuhkan," ungkapnya.

Saat polisi bersama petugas imigrasi mendatangi kediaman Amokrane, pria yang merupakan mantan atlet tarung bebas itu langsung ke luar rumah membawa senjata tajam. Ia membawa serta penerjemahnya yang bernama Filiph.

"Yang bersangkutan tetap emosi, marah-marah. Kemudian mengejar anggota Buser. Anggota terjatuh, ditusuk delapan kali, dan anggota meninggal di tempat," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya