Warga Musi Rawas Bakar Rumah Prostitusi di Samping Masjid

Sisa puing bangunan rumah tempat prostitusi yang dibakar warga di Kabupaten Musirawas Sumatera Selatan, Minggu (8/5/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK

VIVA.co.id – Ratusan warga di Desa Wonosari Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan, membakar sebuah rumah yang kerap dijadikan tempat prostitusi di wilayah itu. Warga setempat kesal lantaran pengelola rumah yang menjajakan pekerja seks itu, selain sudah beroperasi 10 tahun, ternyata sudah beberapa kali diingatkan namun tidak ditaati.

Lima Desa di Musi Rawas Banjir, Rumah-rumah Hanya Terlihat Atap

"Sudah diperingatkan sejak lama untuk tutup tetapi selalu dibantah. Kami sudah habis kesabaran. Jadi pada Minggu malam 8 Mei 2016, warga marah dan langsung membakar rumah semi permanen punya Boimin itu,” kata seorang warga setempat berinisial JL, Senin 9 Mei 2016.

Menurut warga, rumah prostitusi Boimin, berdiri di dekat masjid desa. Sehingga warga kesal. “Sebentar lagi mau puasa, tapi dia tetap buka. Tak wajarlah kalau seperti ini, di depan juga ada masjid,” kata JL.

Menteri Budi Karya Ingatkan Masjid Tak Sebarkan Hoaks

Terpisah, Camat Megang Sakti Ahmadi Zulkarnain melalui Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (TrantiB), Dianto membenarkan bahwa di Desa Wonosari telah terjadi aksi pembakaran terhadap rumah esek-esek milik Boimin.

”Kita sudah diberi tahu oleh masyarakat bahwa akan terjadi aksi demonstrasi. Namun kita tidak menyangka jika dalam aksi tersebut terjadi pembakaran dan pengrusakan," jelas Dianto.

Seratus Ton Ikan Mati Mendadak di Kolam Warga Musirawas

Dianto mengatakan bahwa sebelumnya camat sudah pernah menegur dan membuat surat perjanjian untuk Boimin agar tidak lagi mengoperasikan rumah tersebut. Namun, perjanjian tersebut tidak diindahkan.

“Bagi yang lain supaya tidak lagi memanfaatkan rumahnya untuk dijadikan tempat prostitusi. Karena dari sepengetahuan saya di Kecamatan Megang Sakti ini ada tiga tempat yang membuka usaha seperti itu, diimbau untuk segera tutup saja,” kata dia.

Sementara, Boimin sendiri membantah jika rumahnya dijadikan tempat usaha prostitusi. Karena pada saat kejadian dirinya bersama sang istri berada di rumah orangtuanya untuk yasinan.

“Saya sedang yasinan keluarga tiba-tiba ada yang memberitahu bahwa rumah saya sudah dikepung oleh masyarakat sebanyak 500 orang. Karena takut, saya langsung pergi. Namun sayang ketika saya tiba di tempat, rumah saya sudah rata dengan tanah, bahkan rumah saya yang satunya lagi, kaca jendelanya habis di pukul warga,” urai Boimin.

Boimin mengaku sedikitnya ada enam kasur, dan dua sofa yang ikut terbakar. Sementara untuk rumah semi permanen sudah habis dibakar dan tidak menyisahkan barang sama sekali.

“Saya tidak terima dengan kejadian ini. Mau melapor ke Polsek tapi Kapolseknya sedang tugas di luar. Saya berharap kejadian ini tidak terulang lagi, karena memang saya benar-benar tidak membuka usaha prostitusi ini,” kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya