Polisi: Tangkap Santoso Hidup atau Mati

Ilustrasi/Kelompok Santoso di hutan persembunyian.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Abdullah Hamann

VIVA.co.id – Perburuan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur pimpinan belum membuahkan hasil signifikan. Hingga kini, meski beberapa kali operasi militer diterapkan, tetap bertahan di pedalaman hutan Sulawesi.

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Meski begitu, kepolisian tetap optimis akan bisa menghentikan pergerakan kelompok . Perintah penangkapan menargetkan bahwa harus ditangkap dalam kondisi apa pun.

" harus segera ditangkap hidup atau mati, artinya tangkap teroris kalau bisa hidup kenapa harus tewas," kata Kapolda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi, seperti dikutip dalam tribratanews, Jumat 24 Juni 2016.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Saat ini, dari hasil pemeriksaan terhadap seorang anggota bernama Samil yang ditangkap dalam kondisi hidup di Poso Sulawesi Tengah. Diakui, memang masih bertahan di pedalam hutan Sulawesi Tengah. "Saat ini diduga, mengubah strategi untuk menyelamatkan diri dari pengejaran," ujar Rudy.

merupakan kelompok bersenjata yang telah bertahun-tahun bercokol di Sulawesi Tengah. Kelompok ini disinyalir telah mendeklarasikan diri menjadi bagian dari kelompok Islam radikal di Suriah atau ISIS.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

Ratusan ribu personel polisi dan TNI diturunkan untuk memburu . Sejumlah personel bahkan tewas dalam baku tembak dan beberapa diantaranya ditangkap hidup atau menyerahkan diri.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pernah berseru jika menargetkan akan bisa tertangkap pada Januari 2016 dalam operasi Tinombala. Namun hal itu sepertinya belum jua membuahkan hasil.

Apa pun itu, saat ini setidaknya menjadi buruan teroris paling wahid di Indonesia. Bahkan Amerika Serikat juga sudah menempatkan nama atau Abu Wardah sebagai dalam daftar buruan teroris global, Specially Designated Global Terorists (SDGT), sejak Maret 2016.

Di bagian lain, seorang mantan narapidana terorisme, Nasir Abbas, mengklaim siap membantu untuk menarik agar menyerahkan diri ke militer. Belum jelas motif di balik keinginan mantan anggota Jamaah Islamiyah ini.

Namun ia memiliki iktikad agar perburuan tidak menimbulkan kerugian yang lebih banyak. “Saya mengharapkan menyerahkan diri karena itu lebih baik untuk dirinya, karena tidak ada yang bisa mereka dapatkan dari keinginan mereka itu. Jika diberi kesempatan untuk bertemu dengan saya akan berbicara dengan dan memintanya menyerah,” kata Nasir Abbas di Palu Rabu 22 Juni 2016.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya