BIN Belum Mau Ikut Campur Soal Kasus Vaksin Palsu

Kepala BIN, Sutiyoso.
Sumber :

VIVA.co.id – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, menilai terbongkarnya sindikat produsen vaksin palsu untuk balita masih menjadi kasus yang wajar untuk ditangani aparat kepolisian. Menurutnya, adanya temuan itu jangan mudah dihembuskan sebagai dugaan ancaman konspirasi.

Hoaks, WHO Temukan Vaksin COVID-19 Palsu di Indonesia

Sutiyoso mengatakan, pihaknya mendukung aparat kepolisian khususnya Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

"Urusan Polisi itu. Tentu, ini mencelakakan kita semua, dipikirnya vaksin beneran, tahunya isinya santen ini kejahatan tentunya," kata Sutiyoso saat menghadiri silaturahmi di Bandung Jawa Barat, Sabtu 25 Juni 2016.

WHO Temukan Vaksin Palsu COVID-19 di India dan Afrika

Dalam kasus itu, polisi mengamankan 10 pelaku dengan masing masing tugas lima orang sebagai produsen, dua orang berprofesi kurir, dua orang sebagai penjual dan satu orang laiinya menjadi pencetak label vaksin palsu.

Petugas menemukan barang bukti vaksin palsu itu dari tiga daerah, yaitu Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. "Ini bukan ranah kita, saya yakin polisi akan menangani dengan baik," kata Sutiyoso.

Lebih 2.500 Warga India Jadi Korban Vaksin COVID-19 Palsu

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan, kasus tersebut hingga saat ini belum menjadi perhatian BIN dan masih jauh dari klasifikasi bahwa ada dugaan penyebaran vaksin tersebut merupakan bagian dari serangan teroris.

"Enggak, sejauh ini belum jadi perhatian. kalau sifatnya sudah masif, nasional, itu baru (ada tindakan dari BIN)," kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya