Tito Karnavian Dilantik Jadi Kapolri Tanggal 12 Juli

Komjen Tito Karnavian dan Jenderal Badrodin Haiti.
Sumber :
  • Instagram humas_polri

VIVA.co.id - Komisaris Jenderal Tito Karnavian sudah disahkan paripurna DPR sebagai Kapolri baru pengganti Jenderal Badrodin Haiti. Tak lama lagi, jenderal bintang tiga itu akan segera dilantik.

Tito Karnavian: Istri Kedua Santoso Ditangkap di Pegunungan

"Pelantikannya tanggal 12 Juli," kata Badrodin usai salat Id di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 6 Juli 2016.

Badrodin menuturkan pada 13 Juli nanti ada paparan di internal Polri. Lalu setelah itu baru tanggal 14 Juli diadakan serah terima jabatan atau sertijab.

Jenderal Tito: Kelompok Santoso Semakin Melemah

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengajukan nama Tito sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR pada 15 Juni 2016. Kemudian pada Kamis, 23 Juni 2016, Komisi III DPR melakukan uji kelayakan, lalu Senin, 27 Juni 2016, paripurna DPR mengesahkan pencalonan Tito.

Menurut Jokowi, Tito adalah perwira tinggi polisi yang layak menjadi Kapolri. Dia menilai mantan Kapolda Metro Jaya itu memiliki banyak prestasi.

Alasan Tito Karnavian Pilih Suhardi Jadi Bos Pembasmi Teror

"Kan semua sudah tahu, beliau kan dapat Adhi Makayasa," kata Presiden Jokowi.

Penghargaan Adhi Makayasa diperoleh Tito, karena sebagai lulusan terbaik Akpol angkatan 1987. Tidak hanya itu, dalam karier Tito, Jokowi melihat banyak keahlian dan prestasi yang ada pada diri Tito.

"Kemampuan, kompetensi, kecerdasan, membangun jaringan dengan rekan-rekan penegak hukum yang lainnya. Saya kira banyak," kata Jokowi.

Jokowi berharap Tito nantinya bisa meningkatkan profesionalisme Polri sebagai pengayom masyarakat. Selain itu, Jokowi juga berharap Komjen Tito bisa meningkatkan kualitas penegakan hukum yang ada di instansi yang akan Tito pimpin.

"Terutama terhadap kejahatan narkoba, terorisme dan juga korupsi. Saya meyakini beliau (Komjen Tito) mempunyai kemampuan, cerdas, mempunyai kompetensi yang baik," kata Jokowi.

Tito adalah perwira kelahiran Palembang Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964 (51 tahun). Sejumlah prestasi ia ukir, seperti masuk di tim Bareskrim dalam melumpuhkan teroris nomor 1 di Indonesia, Dr. Azhari, di Batu Malang Jawa Timur pada November 2005 lalu. Ia kemudian diberi kenaikan pangkat luar biasa.

Dalam urusan terorisme, Komjen Tito juga pernah menjabat Kepala Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya. Lalu pada konflik Poso, ia memimpin tim dan sukses membongkar konflik tersebut termasuk meringkus orang-orang yang terlibat. Pada 2009, Tito juga terlibat dalam tim yang berhasil menangkap teroris Noordin M Top.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya