Walubi Abaikan Kerugian Vihara Dirusak di Tanjungbalai

Kerusuhan di Tanjungbalai Dipicu Pengeras Suara Masjid
Sumber :
  • VIVA.co.id/Putra Nasution
VIVA.co.id - Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) akan membangun lagi delapan vihara yang dirusak dan dibakar massa dalam kerusuhan di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat malam, 29 Juli 2016.
Mensos Bentuk Forum Keserasian Sosial di Tanjungbalai

Organisasi umat Buddha itu sedang mendata ulang vihara-vihara yang rusak. Tetapi Walubi mengabaikan taksiran kerugian akibat tempat ibadah mereka dirusak.
Penahanan 11 Tersangka Kerusuhan Tanjungbalai Ditangguhkan

"Yang penting sudah tidak ada masalah lagi," kata Ketua Walubi Sumatera Utara, Indra Wahidin, saat dikonfirmasi VIVA.co.id pada Rabu, 3 Agustus 2016.
Tersangka Kerusuhan Tanjungbalai Jadi 20 Orang

Indra mengimbau warganya memetik pelajaran dari peristiwa itu agar lebih memperkuat persaudaraan antarumat beragama. "Marilah sama kita dan masing-masing intropeksi diri. Jangan sampai hal yang sama terjadi kembali di kemudian hari," ujarnya.

Polisi sudah menetapkan 19 orang tersangka terkait peristiwa kerusuhan itu. Mereka adalah pelaku penjarahan atau pencurian dan perusakan vihara dan bangunan lain serta sejumlah kendaraan.

Kerusuhan itu terjadi pada Jumat malam, 29 Juli 2016. Peristiwa dipicu volume pengeras suara dari Masjid Al Makshum, di Jalan Karya, Kelurahan TB Kota I, Kecamatan Tanjungbalai Selatan.

Seorang warga etnis Tionghoa berinisial M (41 tahun) dikabarkan menegur pengurus masjid itu agar mengurangi volume pengeras suara. Namun M disebut menegur dengan cara kasar kepada jemaah sehingga pengurus masjid itu tersinggung.

Peristiwa itu melebar menjadi pergerakan massa dan warga mengamuk. Massa, terutama kalangan muda, membakar dan merusak beberapa vihara di Tanjungbalai. Massa juga merusak dan membakar sejumlah mobil dan sepeda motor serta becak motor.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya