Mendikbud: Full Day School Demi Nawa Cita

Mendikbud Muhadjir Effendy (kanan) di Galeri Nasional
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA.co.id - Presiden RI Joko Widodo dalam Nawa Cita atau sembilan agenda prioritas pemerintahan, menargetkan untuk merevolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional.

Guru Jakarta Tak Permasalahkan Kebijakan 5 Hari Sekolah

Hal ini dilakukan dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme, dan cinta Tanah Air. Selain itu, semangat bela negara, dan budi pekerti.

"Merujuk arahan Presiden Joko Widodo, kita akan memastikan bahwa memperkuat pendidikan karakter peserta didik menjadi rujukan dalam menentukan sistem belajar mengajar di sekolah," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, 9 Agustus 2016.
Presiden Jokowi Teken Perpres Pendidikan Karakter

Presiden RI Joko Widodo berpesan bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah terpenuhinya peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar, dengan mendapatkan pendidikan karakter 80 persen dan pengetahuan umum 20 persen. Sedangkan pada Sekolah Menengah Pertama, terpenuhi 60 persen pendidikan karakter dan 40 persen pengetahuan umum.   
PBNU Harap Perpres Sekolah Lima Hari Bisa Bantu Madrasah

Mendikbud menerangkan, untuk memenuhi pendidikan karakter di sekolah ini, pihaknya sedang mengkaji penerapan sistem belajar dengan full day school sehingga jam sekolah akan sampai sore hari. 

Full day school ini tidak berarti peserta didik belajar seharian penuh di sekolah, tetapi memastikan bahwa peserta didik dapat mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, seperti mengikuti kegiatan ekstra kurikuler. Saat ini, sistem belajar tersebut masih dalam pengkajian lebih mendalam," ujarnya menambahkan.

Muhadjir menegaskan, wacana ini baru ide yang dilontarkan pada Presiden, untuk memenuhi program Nawa Cita. Keputusan penerapannya baru akan diambil setelah semua kajian dan masukan pihak terkait dipertimpangkan.

"Intinya, saya baru jual ide ke masyarakat dan ingin tahu respon masyarakat seperti apa. Yang belum paham kita beri pemahaman, dan tidak semua kritik tidak bagus. Akan kita tampung, kita olah. Semua Dirjen sudah siap. Ditampung saran itu, kemudian akan kita olah lagi. Masih banyak prosesnya. Nantinya kita kembalikan pada Presiden."

(mus)
Ilustrasi Sekolah, Ruang Kelas

KPAI Beberkan Alasan Bahayanya Anak Terlalu Lama di Sekolah

Sarana dan prasarana sekolah kebanyakan tak menyehatkan.

img_title
VIVA.co.id
7 September 2017