Di Yogya, Satu Bulan Ada Tiga Kali Gempa

Ilustrasi/Seismograf merekam getaran gempa.
Sumber :
  • Antara/ Rudi Mulya

VIVA.co.id – Gempa bumi dalam satu pekan ini, melanda wilayah laut selatan Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, meliputi gempa di Pacitan, Cilacap, Kebumen, dan terakhir di Malang Jawa Timur.

Jasad Ibu dan Dua Anak Korban Longsor di Garut Ditemukan

Dampak dari gempa yang berpusat di laut selatan pulau Jawa ini dirasakan oleh warga Yogyakarta, bahkan warga Bali juga merasakan gempa di Malang Jawa Timur.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya mengatakan, di Yogyakarta, gempa bumi dalam satu harinya minimal dua kali ada gempa bumi, namun tidak dirasakan oleh masyarakat. Sementara, dalam satu bulannya sebanyak tiga kali gempa bumi yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Golkar Tepis Isu Istri Ridwan Kamil Mundur dari Bursa Pilkada Kota Bandung

"Gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta sendiri, merupakan gempa bumi tektonik yang tidak bisa diprediksi oleh manusia, sehingga tidak perlu resah, namun tetap waspada," katanya, Kamis 17 November 2016.

Toni menjelaskan, gempa yang melanda laut selatan Jawa seperti di Cilacap, Pacitan, hingga Malang, akibat pertemuan dua lempeng (daerah suduksi) dan paling banyak berada di Samudara Hindia.

Tuding Pj Gubernur Jawa Barat Tidak Netral saat Pemilu 2024, Hakim MK: Tak Ada Saksinya

"Kekuatan gempa juga berbeda-beda, tergantung besarnya pelepasan energi akibat pertemuan dua lempeng bumi tersebut," ujarnya.

Dari data yang ada di BMKG, gempa tektonik yang berpusat di laut maupun di darat yang terjadi hampir berurutan dalam pekan ini dinilai masih wajar dan tidak berbeda dengan gempa yang terjadi pada bulan sebelumnya.

"Setiap hari itu ada gempa di Yogyakarta, namun tidak dirasakan masyarakat dan yang dirasakan dalam satu bulan rata-rata sebanyak tiga kali," katanya.

Hal yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi, adalah mencari tempat yang terbuka dan jauh dari bangunan, atau mencari tempat yang dapat melindungi dari reruntuhan bangunan.

"Karena, gempa bumi tidak bisa diprediksi, maka hal yang utama kesiapsiagaan warga dalam menghadapi gempa," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya