Khatibul Umam: Saya Tak Pernah Terima Uang dari Nazaruddin

Muhammad Nazaruddin.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Politisi Partai Demokrat Khatibul Umam membantah kesaksian Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang menyatakan bahwa dia telah memberikan uang sebesar US$400 ribu kepada Khatibul Umam untuk pemenangan dirinya ketika mencalonkan diri sebagai Ketua Umum GP Ansor pada tahun 2011 di Surabaya.

"Saya tidak pernah menerima uang. Ketika saya mencalonkan GP Ansor saya ketika itu tidak punya uang, dan saya hanya dapat suara 30 kalau saya tidak salah ingat. Sampai-sampai untuk memulangkan tim sukses saya harus meminta kepada istri saya," kata Khatibul Umam saat memberikan keterangan saksi dalam persidangan kasus e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Senin 3 April 2017.

Tidak hanya itu, Khatibul Umam pun mengaku siap dikonfrontasi oleh Nazaruddin untuk memperjelas pernyataannya. "Saya tidak pernah menerima uang dari Nazaruddin. Saya siap dikonfrontasi," ujarnya.

Kemudian, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun meminta kepada majelis hakim untuk menghadirkan Muhammad Nazaruddin untuk mengkonfrontasi keterangan Khotibul Umam di muka persidangan.

Muhammad Nazaruddin yang dihadirkan dalam persidangan pun menegaskan bahwa dia telah memberikan US$400 ribu kepada Khotibul Umam melalui seorang kurir yang bernama Yudi. Pemberian uang itu dilakukan di Surabaya ketika Kongres GP Ansor tengah berjalan.

"Pemberian uang itu memang agak terlambat, ketika itu saya dan Mas Anas sedang ada di Bali. Saya meyakini bahwa Saudara Umam sulit untuk menang dan saya konsultasikan dengan Mas Anas, dan ketika itu Mas Anas memerintahkan untuk memberikan uangnya. Kemudian uang diserahkan ke Surabaya melalui Yudi, dia yang bertemu dengan orangnya Khotibul Umam di Surabaya," papar Nazar.

Meski sudah dikonfrontasi dengan Nazaruddin di muka persidangan, Khotibul Umam pun tetap ngotot menyatakan tidak pernah menerima uang yang diduga berasal dari proyek e-KTP itu. Bahkan, Umam pun menegaskan bahwa dia bersedia dikonfrontasi dengan pembawa uang dari Nazaruddin.

"Saya tidak pernah menerima uang itu yang mulia. Haqqul yakin saya siap dikonfrontasi dengan orang yang mengantarkan uang seperti yang disampaikan oleh Pak Nazaruddin itu," katanya.

Waketum Gerindra Heran Surdirman Said Sekarang Tendensius dan Mengarah Fitnah ke Jokowi
Blanko kosong e-KTP sebelum diisi dengan data warga.

Pemprov DKI Siapkan 5 Juta Blanko e-KTP untuk Pemilih Pemula di Pilkada 2024

Ketersediaan blanko e-KTP beberapa bulan sebelum pencoblosan Pilkada 2024 bisa meminimalisasi penggunaan suket pemilih.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024