184 Siswa SMP Seberangi Lautan Demi Ikut UNBK di Makassar

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdan Pomanto memantau pelaksanaan UNBK
Sumber :
  • VIVA/Muhammad Yasir

VIVA.co.id – Sebanyak 184 Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari lima sekolah negeri yang tersebar di lima pulau di Kota Makassar terpaksa harus menyeberangi lautan untuk mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer. UNBK sendiri  dimulai sejak Selasa, 1 Mei 2017 hingga 3 Mei 2017 mendatang.

Kemendikbud: Ujian Nasional SMK Berjalan Lancar

Lima sekolah itu yakni SMPN 38 dari Pulau Kodingareng, SMPN 39 di Pulau Barangcaddi, SMPN 41 di Pulau Lae-Lae, SMPN 42 di Pulau Bone Tambun dan SMPN 43 yang terletak di Pulau Langkai. Seluruh pulau tersebut masuk dalam wilayah Kota Makassar.

Terjauh, siswa SMP dari Pulau Langkai harus menempuh waktu lima jam untuk bisa sampai pulau utama Kota Makassar. Begitupun dengan pulau lainnya, rata-rata menempuh perjalanan satu hingga tiga jam perjalanan menggunakan perahu bermesin diesel.

Siswa Terdampak Banjir Dapat Dispensasi Waktu Penyelenggaraan UN

Kelima SMP tersebut tetap mewajibkan siswanya mengikuti sistem UNBK, meski secara realitas fasilitas dan kondisi tidak memadai. Oleh karena itu, para siswa terpaksa harus memakai Gedung SMK Negeri 4 Makassar sebagai lokasi ujian.

"Listrik (di pulau) saja hanya menyala dari jam 6 malam sampai jam 6 pagi. Bagaimana bisa ada penunjang lainnya seperti komputer, belum lagi masalah jaringan internet," kata Nurhayati Tombor, selaku Kepala SMPN 38 Makassar dari Pulau Kodingareng.

Hebat, Siswa SMAN 6 Solo Ini Dapat Skor 100 di Semua Pelajaran UNBK

Ratusan siswa itu sudah berada di Makassar sejak Senin, 1 Mei kemarin dan ditempatkan di Gedung PHI, Jl Laiyya hingga UNBK selesai. Kondisi tersebut membuat anggaran pelaksanaan UNBK meningkat. Pasalnya, Dinas Pendidikan Makassar menyewakan kapal, penginapan dan gedung ujian kepada siswa dari kepulauan tersebut.

"Jadi kami ke sini, semua ini sudah ditanggung dinas (pendidikan), jadi kita tinggal datang," kata Nur Asyah, salah satu siswa SMPN 38 Makassar.

Nur Asyah mengaku tetap bersemangat mengikuti UNBK meskipun bukan di sekolahnya sendiri. Namun, menurutnya, lebih baik jika di kampung sendiri. "Maunya tetap di sekolah, kalau kita sebelum berangkat dapat doa langsung dari orang tua. Jadi kita juga semangat," katanya.

Cerita berbeda disampaikan oleh salah satu guru SMPN 41 Makassar, Syafruddin. Sekolah yang terletak di salah satu kepulauan terluar Makassar, Langkai, terpaksa hanya membawa 10 orang siswanya. Padahal yang terdaftar sebagai peserta UNBK ada sebanyak 16 siswa.

Syafruddin menerangkan jika enam siswanya mengundurkan diri, lima diantaranya laki-laki lebih memilih ikut berlayar mencari ikan bersama orangtuanya. "Pergi tangkap ikan dia tidak pulang-pulang, saya sudah ajak tapi mereka tidak mau jadinya cuma ada 10 siswa kami yang ikut," ucapnya.

Sementara itu, Kepada Dinas Pendidikan Kota Makassar, Ismunandar, mengatakan telah memberikan pelatihan kepada para siswa untuk mahir menggunakan komputer. Pasalnya, kata dia, masih banyak siswa yang memang tampak masih baru terhadap perangkat tersebut.

"Kami latih satu bulan sebelum UNBK. Biar mereka bisa pakai komputer dengan lancar. Tidak dipungkiri, masih banyak siswa (dari pulau) sana yang baru mengenal komputer," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya