Penampakan dari Udara Teluk Bayur Tercemar Minyak Sawit

Lima puluh ton crude palm oil atau minyak sawit tumpah di perairan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, pada Kamis, 28 September 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah

VIVA.co.id - Puluhan ton crude palm oil atau minyak sawit tumpah dan mencemari perairan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, pada Kamis, 28 September 2017.

Minyak sawit milik PT Wira Innomas itu tumpah setelah tangki penampungannya bocor. Perusahaan memperkirakan minyak yang tumpah mencapai 50 ton pada Kamis petang, kala itu petugas teknisi masih berupaya menutup kebocoran.

Penampakan dari Udara Teluk Bayur Tercemar Minyak Sawit

Manajemen perusahaan PT Wira Innomas memastikan tumpahan minyak itu adalah minyak nabati, bukan limbah. Namun perusahaan telah memutuskan menghentikan sementara seluruh operasional pabrik. Bahkan semua karyawan dikerahkan untuk membersihkan sisa material CPO yang masih mencemari laut.

"Sementara kita hentikan dulu operasional pabrik, sekarang kita fokus kepada pembersihan material minyak yang tumpah,"  kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Wira Innomas, Gunawan, pada Jumat, 29 September 2017.

Sisa material minyak mentah yang tumpah dikumpulkan lagi dan dibawa ke pabrik pengolahan untuk dicek apakah masih bisa diolah atau tidak. Diperkirakan butuh waktu seminggu agar kondisi laut bersih total.

Penampakan dari Udara Teluk Bayur Tercemar Minyak Sawit

PT Wira Innomas memiliki 14 tangki penampungan CPO dengan kapasitas rata-rata 3.000 ton, sementara tangki yang bocor adalah tangki nomor 14.

Airlangga Akan Hadiri Klarifikasi Kasus CPO di Kejaksaan Agung

Perusahaan itu belum dapat memastikan penyebab kebocoran pipa tangki, termasuk soal nilai kerugian. "Karena masih dalam penyelidikan. Angka kerugian juga masih dalam penghitungan," ujarnya. (one)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Airlangga: Implementasi EUDR jelas akan melukai dan merugikan komoditas perkebunan dan kehutanan yang begitu penting buat kami seperti kakao, kopi, karet, produk kayu.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024