Senjata Impor Pesanan Brimob Tiba, Polri Klaim Bukan Ilegal

Senjata dan amunisi milik Polri yang masuk ke Bandara Soekarno Hatta pada Jumat, 29 September 2017.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pada Jumat malam, 29 September 2017, kedatangan senjata impor berikut amunisinya.

Bripda Ignatius Tertembak Senior Densus 88, Ayah Korban: Tak Terkait Jual Beli Senjata Ilegal

Informasi yang dihimpun menyebutkan, senjata dan amunisi yang tiba sekira pukul 23.30 WIB itu diimpor oleh PT Mustika Duta Mas dengan menggunakan pesawat charter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024 dan akan didistribusikan ke Korps Brimob Polri.

Kabar yang tersiar itu pun sempat dipertanyakan banyak pihak. Terkait hal ini, polisi tak menampik jika senjata-senjata tersebut merupakan milik Polri. Senjata tersebut dikatakan sedianya untuk kebutuhan Korps Brimob.

Alasan Mangkir Dito Mahendra Tidak Masuk Akal, Polisi Menduga Ada Kebohongan

"Senjata di Bandara Soetta, yang dimaksud rekan-rekan (wartawan) adalah betul milik Polri, adalah barang yang sah,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu malam, 30 September 2017.

“Semua sudah sesuai prosedur, mulai dari perencanaan, proses lelang, di-review Irwasum dan BPKP sampai pengadaan dan pembelian pihak ketiga sampai masuk ke Indonesia. Selanjutnya barang tersebut masuk ke wilayah pabean Soekarno Hatta," tutur Setyo.

Soal 9 Senjata Ilegal, Polri Minta Dito Mahendra Beri Penjelasan Jika Merasa Tak Salah

Berdasarkan data yang beredar, adapun barang-barang berupa senjata tersebut adalah Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter sebanyak 280 pucuk. Senjata dikemas dalam 28 boks (10 pucuk/boks), dengan berat total 2.212 kilogram.

Lalu, amunition castior 40mm, 40x 46mm round RLV-HEFJ dengan fragmentasi eksplosif tinggi Jump Grenade. Itu dikemas dalam 70 boks (84 butir/boks) dan 1 boks (52 butir). Total ada 5.932 butir (71 boks) dengan berat 2.829 kg.

"Korps Brimob sudah memberitahu, dan sudah meminta rekomendasi ke Bais TNI," kata Setyo. “Tidak menjadi masalah barang itu masuk terlebih dahulu ke Indonesia, untuk mengecek dulu. Baru nanti keluar rekomendasi dari Bais TNI,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya