ADB Sediakan Rp200 Triliun untuk Revitalisasi Sungai Citarum

Pencemaran Sungai Citarum di Bandung, Jawa Barat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan alasan pemerintah kembali serius melakukan revitalisasi Sungai Citarum, Jawa Barat.

Sungai Citarum Indonesia Masuk 5 Besar Sungai Terkotor di Dunia

Salah satunya adalah tersedianya dana bantuan dari Asian Development Bank (ADB) yang nilainya mencapai Rp200 triliun.

Kajian lanjutan pun segera dilakukan untuk melengkapi peta jalan penataan sungai Citarum yang sudah ada. Termasuk akan diadakan rapat terbatas bersama Presiden Jokowi di Bandung untuk membahas revitalisasi Sungai Citarum.

ADB Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi Minus 2,2 Persen

"Kita lagi suruh kajian lengkap karena rupanya dulu sudah ada roadmap yang dibuat Bappenas. Kemarin kita upgrade lagi karena rupanya ADB (Asian Development Bank) kasih bantuan untuk perbaikan Citrarum," kata Luhut usai rapat di kantornya, Kamis 11 Januari 2018.

Ia menjelaskan, bantuan yang diberikan ADB sekitar Rp200 triliun itu adalah untuk jangka waktu 20 tahun. Angka itu menurutnya memang terlalu besar jika dibandingkan dengan kebutuhan revitalisasi sungai Citarum. 

ADB Setujui Pinjaman ke Indonesia Rp7 Triliun, untuk Apa?

"Jadi selama 20 tahun kita dapat Rp200 triliun. Tapi menurut kita terlalu banyak juga, kami bisa selesaikan jauh lebih murah dengan melibatkan TNI/Polri," katanya.

Saat ini, kata dia, aparat keamanan baik TNI maupun Polri bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan mengambil tindakan tegas bagi masyarakat maupun industri yang membuang sampah atau limbah sembarangan ke Sungai Citarum.

Standar Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ditegaskan harus dimiliki seluruh industri. "Karena lingkungan di sana sudah sangat parah. bakteri itu sudah ditemukan di ikan," tuturnya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga sedang menyusun aturan untuk segera menutup keramba ikan yang ada di sepanjang sungai tersebut. Kemudian, segera dicarikan alternatif lokasi bagi para pengusaha keramba ikan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya