Saran Din pada Jokowi dalam Mencari Cawapres

Presiden Jokowi angkat Din Syamsuddin sebagai utusan khusus.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat.

VIVA - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, wacana pasangan calon wakil presiden untuk Joko Widodo dalam Pilpres 2019 dari kalangan ulama, perlu disambut dengan baik. Karena, hal itu menunjukkan kemajemukan bangsa Indonesia.

"Itu wacana baik, namun juga harus mempertimbangkan calon itu juga bisa dari Jawa, atau luar Jawa, latar belakang cawapresnya dan masih banyak lagi," kata Din di Kampus UMY, Yogyakarta, Rabu 14 Maret 2018.

Cawapres Joko Widodo mendatang, kata Din, juga harus seseorang yang bisa turut andil dalam memecahkan permasalahan bangsa, karena ke depan permasalahan bangsa semakin sulit. Ada perubahan dalam geopolitik, geoekonomi, dan globalisasi.

"Indonesia itu berada di kawasan Asia Timur, yang merupakan kawasan pertumbuhan yang tidak mudah dan harus ada kebersamaan dan strategi yang tepat," ungkapnya.

Din menuturkan capres dari Jawa dan cawapres dari luar Jawa, melambangkan kemajemukan dan luasnya Indonesia sudah ada sejak zaman Soekarno dan Hatta. Hal itu, bukan sesuatu yang baru lagi.

"Capres dan cawapres harus punya tingkat kepemimpinan yang baik, manajerial skil yang baik, sehingga dalam bekerja bisa baik semua," ujarnya.

PDIP dan sejumlah partai lainnya resmi mengusung Jokowi sebagai capres 2019. Namun, siapa cawapresnya, belum ditentukan. Saat ini, disebut-sebut beredar setidaknya 20 nama tokoh yang mengantre untuk menjadi cawapres mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat, 26 April 2024

Nasib Jokowi di PDIP, Kaesang Pangarep Tidak Ingin Ikut Campur: Itu Urusan Partai Lain

Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, tidak ingin ikut campur terkait posisi Presiden Jokowi di PDIP. Termasuk nasib kakaknya, Gibran Rakabuming Raka

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024