Ketua DPR Ingatkan Ancaman Munculnya Khalifah dan Komunisme

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di acara milad akbar IMM Yogyakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id / Daru Waskita (Yogyakarta)

VIVA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo mengungkapkan telah terjadinya polarisasi dan fragmentasi di masyarakat sebagai dampak dari pertarungan dalam Pilkada.

Buka Sidang Paripurna, Bamsoet Pantun Sindir Elite Politik

Menurutnya, munculnya politik identitas dengan menggunakan isu SARA dapat mengancam keutuhan bangsa.

“Pembangunan tidak boleh dibebani oleh masalah-masalah politik serta isu SARA yang tidak produktif. Apalagi, sampai mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Politik zaman now harus jauh dari penggunaan isu-isu SARA yang jelas hanya akan memecah belah persatuan bangsa,” ujar Bambang  saat orasi politik di Milad Akbar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Yogyakarta, Rabu malam, 14 Maret 2018.

Bamsoet: Pelayanan Pajak Harus Lebih Cepat dan Mudah

Bambang juga mengajak para mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah untuk menggunakan hak pilihnya menentukan nasib bangsa Indonesia lima tahun ke depan.

Menurutnya, anggota IMM jangan hanya menjadi saksi di TPS dengan honor Rp50 ribu, namun tidak menggunakan hak politiknya untuk menentukan nasib bangsa Indonesia lima tahun ke depan.

Ketua DPR Sarankan Kabinet Baru Beri Ruang untuk Generasi Muda

"Jangan hanya jadi pasukan nasi bungkus, namun haknya tidak digunakan," kata dia.

Disamping itu, saat ini Indonesia dipimpin oleh Jokowi-JK yang menang dalam Pilpres 2014 yang lalu, dan dipilih oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

"Kita boleh marah kepada pemerintah kalau memang tidak bisa bekerja dan menyejahterakan rakyatnya. Namun dalam kenyataannya, saat ini sudah bekerja keras untuk menyejahterakan rakyat. Jika yang belum selesai semoga diselesaikan," ucapnya.

Ancaman ideologi

Selain itu, Bambang juga meminta semua elemen masyarakat mewaspadai munculnya paham dan ajaran yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain.

Politisi Golkar yang akrab dipanggil Bamsoet ini menegaskan,menekankan paham lain seperti munculnya ideologi khilafah atau ancaman bangkitnya kembali ideologi komunisme itu sangat membahayakan.

“Jika taruhannya adalah ideologi Pancasila, tegaknya NKRI serta persatuan dan kesatuan bangsa, maka tidak boleh ada keraguan sedikit pun untuk menyatakan sikap dengan tegas. Ideologi Pancasila harga mati. Karena itu harus kita jaga dan kita pertahankan, walaupun dengan pengorbanan jiwa dan raga,” ucap dia.

Bambang meminta IMM menjadi tenda besar bagi kemajemukan kaum muda Indonesia. IMM harus menjadi pionir terdepan di kalangan generasi muda untuk merangkul semua kelompok, golongan, etnis dan agama.

IMM juga harus mampu membangun kehidupan berbangsa yang sejuk dan damai.

“Mari kita perkuat kembali sendi-sendi kebangsaan, membangun solidaritas dan kebersamaan sebagai bangsa. Kita harus tempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan golongan. Kita adalah Indonesia,” ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya