Berani Tantang Jokowi, Sam Aliano Ibarat Lawan Mike Tyson

Sam Aliano.
Sumber :
  • Eduward Ambarita

VIVA - Nama Sam Aliano belakangan bikin heboh publik. Politikus sekaligus pengusaha naturalisasi asal Turki itu nekat memasang baliho calon presiden 2019. Dia mengaku ingin menjadi presiden dan mengganti Presiden Jokowi.

Nasib Jokowi di PDIP, Kaesang Pangarep Tidak Ingin Ikut Campur: Itu Urusan Partai Lain

"Jadi, ada orang yang sangat sederhana, tidak tahu asal-usul dari mana, tiba-tiba berani menantang sekelas beliau (Jokowi). Ibarat kata, ada orang baru, naik ring tinju, berani menantang Mike Tyson," ujar Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun, kepada wartawan, Kamis, 19 April 2018.

Menurut Rico, Jokowi sebaiknya mencermati situasi ini dengan serius. Dia mengibaratkan kejadian sekarang dengan zaman orde baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Saat itu, terang Rico, orang berbisik-bisik tentang Soeharto saja tidak berani. Apalagi menantangnya.

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

"Kalau kita melihat di negara-negara yang pemimpinnya sangat kuat, boro-boro mengkritik secara terbuka, bahasa sederhananya, ngobrol di warung kopi saja tidak berani. Nah, beliau (Sam Aliano) ini muncul ke permukaan. Ada message (pesan) yang mungkin perlu diperhatikan oleh Pak Jokowi," katanya.

Sebaliknya, lanjut Rico, dari pihak calon penantang juga membutuhkan keberanian dan nyali yang kuat untuk menantang sang juara bertahan. Apalagi melawan calon pemimpin yang telah pernah menjabat sebelumnya.

Menlu Singapura Bertemu Jokowi di Istana Negara, Ini yang Dibahas

Baliho capres mirip bule di Jakarta Selatan.

"Saya melihat ada semacam keberanian, meski saya tidak tahu latar belakangnya. Tapi beliau (Sam Aliano) mendeklarasikan bahwa, 'Pak Jokowi lawan saya saja.' Jadi sampai pada titik seperti itu, masih ada orang seperti Pak Sam ini yang berani menantang Jokowi," kata Rico.

Berdasarkan hasil survei Median beberapa waktu lalu, terbukti bahwa sebagian besar masyarakat ingin ada pergantian presiden di tahun 2019 mendatang. Dalam hasil survei yang dilakukan sepanjang 24 Maret hingga 6 April 2018, diketahui ada 46,37 persen responden ingin presiden diganti oleh tokoh lain.

Sementara itu, sebesar 45,22 persen responden masih berharap Jokowi menjabat kembali sebagai presiden hingga 2024. Sisanya, yakni 8,41 persen tidak menjawab.

"Yang ingin Jokowi diganti ada 46,37 persen. Pak Sam ini termasuk di dalamnya. Walaupun sangat tipis. Maksud saya begini, Pak Sam ini versi lain dari hashtag (tagar) #2019GantiPresiden," katanya.

Sementara itu, hal serupa dapat terjadi jika pilpres dilaksanakan pada saat survei dilakukan. Jokowi memang memiliki elektabilitas tertinggi, yakni 36,2 persen. Namun, 63,8 persen sisanya dimiliki oleh belasan capres lain.

Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Margin of error mencapai kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen. Sampel dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya