- Repro Video PSI
VIVA – Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menantang Partai Berkarya untuk debat dan diskusi terkait penayangan serangkaian video yang terkesan mengolok-olok Presiden RI II, Soeharto.
Tantangan ini dilontarkan PSI, untuk menentang sikap Partai Berkarya, karena partai yang didirikan salah satu putra Soeharto, yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, melaporkan penayangan video itu ke kepolisian.
"Jadi, saran saya mari kita berdebat saja soal ini. Jangan sedikit-sedikit mengancam akan memenjarakan orang lain karena pendapatnya berbeda. Zaman sudah berubah, ini era demokrasi," kata Ketua Tim Kampanye PSI, Andy Budiman, Rabu, 6 Juni 2018.
Menurut Andy, penayangan video itu merupakan salah satu upaya PSI untuk mengingat kembali tentang kekejaman yang dilakukan rezim Orde Baru.
Agar penculikan, penghilangan paksa hingga berujung pada pembunuhan terhadap aktivis menjadi catatan penting agar persitiwa tersebut tak terulang kembali.
"Kami adalah generasi yang menginginkan Indonesia yang bebas. Sebuah negara di mana tak ada orang dipenjara, diculik, dihilangkan paksa apalagi dibunuh, hanya karena berbeda pendapat," kata Andy.
Baca: Putri Soeharto Sedih Ayahnya Diolok-olok di Video PSI
Bagi PSI, selama Presiden Soeharto berkuasa 32 tahun lamanya, romantisme ala Orde Baru sebaiknya tak mendapatkan tempat di era demokrasi sekarang ini.
Oleh karenanya, materi video PSI yang menampilkan sederet 'dosa' masa lalu Soeharto itu perlu diingatkan kembali bagi kalangan muda atau generasi milenial.
Apalagi transisi menuju era reformasi, justru Soeharto tumbang oleh gerakan masif mahasiswa yang ingin adanya perubahan.
"Kami tak ingin mengulang apa yang terjadi pada masa orde baru," ujarnya.
Untuk diketahui, video itu disebarkan PSI untuk memperingati 20 tahun pascareformasi. Salah satu videonya diberi keterangan sebagai berikut:
PELANGGARAN HAM DI MASA ORDE BARU
Bro dan Sis, siapa bilang hidup di masa Orde Baru enak? Tanya saja kepada keluarga korban pelanggaran HAM. Cek video berikut ya...
