Prabowo Harus Berani Tega Tinggalkan PKS

Ilustrasi pertemuan Prabowo Subianto dengan Presiden PKS, Sohibul Iman dan Salim Segaf (kanan).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA – Menjelang hari terakhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden, dinamika politik makin dinamis. Nama figur pendamping Prabowo Subianto juga masih teka-teki.

PKB dan Nasdem Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran, Kaesang Bilang Begini

Masih alotnya penentuan nama cawapres ini memunculkan tanda tanya arah sikap politik PAN dan PKS. Dua partai ini masih ngotot menyesuaikan hasil forum ijtima ulama. PAN ingin Ustaz Abdul Somad, kemudian PKS mendukung Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai tak ada pilihan bagi Prabowo jika ingin maju jadi capres. Memilih Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY akan melukai PKS yang sudah setia selama ini dalam barisan oposisi. PKS masih ingin mengusung kadernya menjadi cawapres Prabowo.

Sebut Sahabat Lama, Prabowo Unggah Foto Ketemu Surya Paloh Deklarasi Nasdem Bergabung

"Enggak ada pilihan lain bagi Prabowo. Maju terus dengan atau tanpa PKS. Meski Prabowo ada ruginya. Tapi, kan tak mungkin layar surut ke belakang," kata Adi, Rabu, 8 Agustus 2018.

Baca: Mengaku Teman Setia, PKS Harap Jadi Cawapres Gerindra

KSAD Tegaskan TNI AD Tegak Lurus Selama Masa Transisi Kepimpinan Presiden Jokowi

Menurut dia, dengan Demokrat maka Gerindra sudah cukup untuk mengusung Prabowo bersama AHY. Namun, dalam politik memang tak ada yang pasti. Meski Ustaz Somad saat ini menolak karena memilih sebagai penceramah, namun bukan tak mungkin menjadi cawapres Prabowo.

"Kalimat ustaz Somad bisa bermakna sekalipun ia memutuskan jadi dai. Jika tuntutan umat terus menguat bukan hal mustahil Somad memilih pinangan umat," jelas Adi menganalis.

Prabowo dan elite PKS.

Foto: Prabowo bersama elite PKS.

Kans Tanpa Somad

Merujuk dinamika terakhir, dengan penolakan Somad berarti tinggal AHY dengan Salim Segaf yang masuk bursa cawapres. Jika memakai elektabilitas, AHY unggul atas Salim Segaf.

Secara rasionalitas, kekuatan logistik juga dimiliki AHY. Namun, kelemahannya Prabowo berpotensi kehilangan mesin militansi kader PKS.

"Kalkulasi rasionalitas politiknya cawapres Prabowo ya AHY. Problemnya tak akan rela AHY. Bila sikap PKS yang terus mengeras, Prabowo mesti kaih batas akhir bagi PKS untuk menentukan sikap. Jika ngotot, tinggalkan saja PKS," tuturnya.

Baca: AHY si Boncel Ajaib 95 Persen Cawapres Prabowo

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya