- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik soal data yang disampaikan Jokowi pada debat kedua, yakni soal klaim kebakaran hutan yang tak ada lagi. Dia membaca, bahkan pada saat debat masih berlangsung, Greenpeace Indonesia telah memberikan bantahan bahwa pernyataan itu bohong.
"Kenyataannya memang demikian. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri yang merilis data bahwa luas lahan kebakaran hutan dalam tiga tahun terakhir secara berturut-turut adalah 14.604,84 hektare (2016), 12.127,49 hektare (2017), dan 4.666.38 hektare (2018)," kata Fadli, melalui keterangan resminya, Selasa, 19 Februari 2019.
"Jadi, kementerian yang dipimpinnya sendiri menyebut kebakaran hutan masih terus terjadi. Pertanyaannya kemudian, lalu siapa yang telah mensuplai data bodong kepada Pak Jokowi dalam debat kemarin?" tanya Fadli.
Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo menyampaikan keberhasilannya mengurangi kebakaran hutan dan lahan yang selama ini menjadi momok bagi Indonesia.
Jokowi selaku calon inkumben mengatakan, tiga tahun belakangan di masa pemerintahannya berhasil menekan angka kebakaran dan hutan.
"Ini bisa kita atasi. Tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan hutan dan gambut," kata Jokowi dalam debat putaran kedua di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu malam, 17 Februari 2019. Lalu, bagaimana faktanya?
Menurut Ervyn Kaffah, manajer Advokasi FITRA, dalam keterangannya yang diterima VIVA, kerugian hutan pada 2015, mencapai 211 triliun dan luas terbakar mencapai 2,6 hektare (ha).
Data FITRA menjabarkan bahwa pada 2018, empat hari sebelum pelaksanaan Asia Games ditemukan titik api terbanyak di Riau berjumlah 90 titik, 13 titik di sumsel, dan 27 titik di Bangka Belitung 22 titik di Sumatera Utara, 10 titik di Sumatera Barat, empat titik di Jambi, dan tiga titik di Lampung.
"Masih terjadi kebakaran dan hotspot walaupun berkurang dibandingkan tahun 2015,” ungkap data AURIGA.
Tahun dan Luas Kebakaran
2015-2016: 261.060 ha
2016-2017: 14.604 ha
2017-2018: 11.127 ha