Waketum Gerindra Ogah Dianggap Bodoh oleh Jokowi

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono
Sumber :
  • Facebook Arief Poyuono

VIVA - Kekecewaan Presiden Joko Widodo atas neraca perdagangan Indonesia yang terus tekor menuai respons dari kubu oposisi. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyebut itu bukti gagalnya pengelolaan ekonomi Jokowi.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

"Itu artinya perekonomian yang dikelola Kangmas Joko Widodo gagal total ya kangmas. Alias perekonomian kangmas tidak sesuai Tri Sakti dan Nawacita ya," kata Arief lewat keterangan persnya, Rabu 13 Maret 2019.

Dengan kata lain, lanjut dia, perekonomian nasional tidak mandiri karena masih mengandalkan impor. Menurut dia, hal itu adalah ilmu dasar pelajaran ekonomi.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

"Makanya neraca perdagangan Indonesia yang dipimpin oleh Kangmas Joko Widodo tekor terus. Wong menteri-menterinya kangmas doyan impor beras, gula, garam, BBM dan lain-lain," ujar Arief.

Arief mengakui investasi memang benar bisa mengurangi tekornya neraca dagang tersebut. Namun, untuk kasus di Indonesia menurutnya tidak akan berpengaruh banyak.

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

"Gimana produk ekspor mau bersaing. Wong pajak perusahaan di Indonesia saja paling tinggi di negara-negara Asean, belum lagi biaya-biaya silumannya kangmas," kata dia.

Mengenai kalimat 'bodoh banget kita' yang diucapkan Presiden Jokowi, menurutnya kata 'kita' itu jangan sampai ditujukan ke masyarakat. Karena itu menurutnya salah pemerintah Jokowi.

"Kitanya itu tidak termasuk saya loh, dan masyarakat, atau Prabowo dan Sandi loh. Tapi kitanya itu pemimpin yang membuat kebijakan perekonomian nasional," kata Arief.

Sebelumnya, Jokowi meluapkan kekesalannya dalam acara rapat koordinasi investasi yang diselenggarakan Badan Koordinasi Penanaman Modal di Tangerang, Banten, Selasa kemarin, 12 Maret 2019. Ia kecewa defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan sudah berpuluh tahun membebani negara.

"Tahu kesalahan kita, tahu kekurangan kita, rupiahnya berapa defisit kita tahu. Kok tidak diselesaikan, bodoh banget kita kalau seperti ini," kata Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya