Sudah 40 Kepala Negara Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Jokowi

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil pemilihan presiden 2019 yang menetapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenangnya. Ucapan selamat dari berbagai negara sahabat pun berdatangan usai pengumuman tersebut. 

Nasib Jokowi di PDIP, Kaesang Pangarep Tidak Ingin Ikut Campur: Itu Urusan Partai Lain

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, saat pengumuman dilakukan, ucapan selamat sejumlah kepala negara langsung disampaikan kepada Jokowi termasuk dari beberapa organisasi internasional. 

"Per hari ini, per detik ini sudah ada 40 negara plus 3 organisasi internasional yang sudah menyampaikan ucapan selamat," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 27 Mei 2019. 

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Retno mengungkapkan, cara penyampaian ucapan selamat kepada Jokowi beragam. Ada yang melalui media sosial, hingga telepon langsung kepada Jokowi. 

"Secara tradisi ini kan karena teknologi baru, sehingga mereka mengucapkan selamat ada yang berupa twitter, menelepon langsung ke Presiden," kata dia. 

Menlu Singapura Bertemu Jokowi di Istana Negara, Ini yang Dibahas

Meski begitu, sambung Retno, ada pula beberapa negara yang memakai cara tradisional, yaitu bersurat melalui saluran diplomatik. Namun, cara ini disebut akan memakan waktu yang cukup lama. Berbeda, dengan Twitter dan sambungan telepon yang relatif cepat. 

"Terakhir yang menelepon bapak (Jokowi) adalah PM Kanada. Tadi juga saya melaporkan ke Presiden, bahwa Presiden Timor Leste juga ingin melakukan pembicaraan dengan presiden untuk menyampaikan ucapan selamat," ujar dia. 

Selain itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menurut Retno juga sudah berkirim surat kepada Jokowi. Sedangkan Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menelepon langsung Jokowi untuk mengucapkan selamat. Menurut dia, cara menyampaikan ucapan selamat saat ini sudah semakin bervariasi. 

"Kalau dulu hanya melalui saluran diplomatik. Tetapi dengan teknologi yang sekarang pun (sebetulnya) tak menghilangkan cara yang tradisional melalui saluran diplomatik." (mus) 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya