Sekjen Demokrat Nilai Ani Yudhoyono Ibu yang Satukan Bangsa

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan di Puri Cikeas.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Reza Fajri

VIVA – Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menilai, Ani Yudhoyono adalah sekuntum melati yang wanginya abadi. Simbol dari perempuan Indonesia yang menunjukkan kekuatannya lewat kelemah-lembutan dan sifat welas asih.

Romantis, SBY Unggah Lagu untuk Almarhumah Istrinya di Instagram

"Tanpa kita sadari, selama sepuluh tahun kebangkitan bangsa di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ada tangan lembut Ibu Ani yang senantiasa merajut persaudaraan kita sesama bangsa," kata Hinca melalui keterangan tertulis, Senin 3 Juni 2019.

Ia menilai, Ani sebagai pribadi unggul yang enggan untuk menonjolkan diri. Sosok ibu yang senantiasa hadir di tengah-tengah semua. 

Cerita SBY soal Ani Yudhoyono yang Rajin Membalas Surat Masyarakat

"Jejak cintanya pada Indonesia sudah terlukis manakala beliau lahir di tengah-tengah keluarga tentara," kata Hinca. 

Ia menambahkan, jejak itu menjelma jadi langkah besar ketika jodoh mempertemukan beliau dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Ani Yudhoyono adalah putri dan istri seorang tentara yang menjelma jadi ibu dari seluruh anak bangsa.

40 Hari Wafatnya Ani Yudhoyono, SBY: Saya Masih Terus Menata Hati

"Pikiran ini terus membawa saya pada masa-masa tenang kita berbangsa. Saat kita menyembuhkan diri dari luka-luka yang sempat memporak porandakan. Ketika kita mulai membangun kembali kepercayaan diri. Masa di mana kebangkitan kembali Indonesia dianggap sebagai sebuah keajaiban ekonomi," kata Hinca.

Hinca menyebut Indonesia sempat diuji oleh bencana besar tetapi tetap menguatkan satu bangsa. Ia merasakan cinta Ani untuk bangsanya menjadi inspirasi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ani tidak sekalipun pernah absen untuk hadir di tengah-tengah semuanya.

"Sekarang ibu Ani telah pergi meninggalkan kita semua. Duka seringkali membawa penyesalan. Betapa sedikit waktu untuk berterima kasih. Betapa banyak masa terbuang kita melupakan jasanya," ungkapnya. 

"Sekarang kita yang ditinggalkan hanya bisa mengingat sementara pikiran menuntun kita mencium wangi melati yang ditebarnya untuk bangsa. Ibu Ani dipanggil oleh sang pencipta tetapi beliau hidup abadi dalam kenangan bangsa," kata Hinca.

Ia menyebut Ani telah diabdikan untuk bangsa ini. Ia pun mendoakan Ani. "Dan saya bersaksi, bahkan di pemakamannya sekalipun, Ibu Ani kembali menyatukan kita sebagai bangsa," kata Hinca.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya