PDIP Akui Keinginan Demokrat Gabung ke Jokowi Sudah Terlambat

Politisi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira (kanan).
Sumber :

VIVA – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Andreas Pareira menilai, keinginan kader Partai Demokrat agar partai mereka bisa bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf sudah terlambat.

PKS Bakal Gelar Halal Bihalal Sabtu, Prabowo-Gibran dan Semua Parpol Diundang

Meski secara tidak langsung, keinginan ini dapat diartikan kalau Partai Demokrat memang ingin dekat kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf, tetapi harusnya itu sudah dilakukan sebelum pilpres.

"Sudah sangat terlambat, apabila baru sekarang diekspresikan. Namun, pernyataan ini juga bisa diartikan bahwa PD (Partai Demokrat) ingin mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Tentu, dengan harapan ada power sharing dalam kabinet nanti," kata Andreas, saat dihubungi, Selasa 13 Agustus 2019.

Heikal Nilai Putusan MK Juga Sebagai Alat Rekonsiliasi Usai Pilpres 2024

Ia meyakini, Jokowi akan lebih jeli melihat kemungkinan-kemungkinan dukungan yang mengalir pascakemenangan. "Dan, mengelola dukungan-dukungan tersebut, sehingga pemerintahan lima tahun ke depan tetap efektif," kata Andreas.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan mengatakan, Partai Demokrat tak pernah mengincar jatah kursi menteri. Sebab, itu menjadi hak prerogatif Presiden.

AHY Diskusi dan Konsultasi dengan SBY soal Situasi Politik setelah Putusan MK

"Kami tidak pernah minta kursi. Karena kami sadar, itu adalah hak prerogatif Preside. Jadi, kami jangan disamakan dengan partai lain," kata Syarief, saat dihubungi, Selasa 13 Agustus 2019.

Ia memastikan, dukungan Partai Demokrat tentu tanpa syarat. Tetapi, harus lebih dulu dilihat chemistry dan programnya cocok atau tidak. Lalu, juga perlu dilihat juga ada atau tidak kebersamaannya.

"Koalisi kan harus kompak. Kita nyaman atau tidak di dalam (koalisi)," kata Syarief. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya