Nasdem Diprediksi Jadi Anak Nakal di Koalisi Jokowi

Kongres Partai Nasdem di Jiexpo, Kemayoran
Sumber :
  • Twitter Partai Nasdem @NasDem

VIVAnews - Langkah politik Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh akhir-akhir ini menunjukkan sejumlah manuver politiknya kepada Presiden Joko Widodo.

Prabowo Mau Buat Presidential Club, Ganjar: Bagus-bagus Aja

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, menilai manuver politik Partai Nasdem itu akan terus dilakukan sepanjang pemerintahan Jokowi di periode kedua ini oleh sejumlah elite partai besutan Surya Paloh itu. Ia menilai Partai Nasdem ke depan tidak akan loyal sepenuh hati di dalam koalisi pemerintahan Jokowi lima tahun mendatang.

"Walaupun Nasdem ada di koalisi Jokowi, namun Nasdem sepertinya akan jadi anak nakal, 'bad boy'. Akan banyak mengkritik Jokowi dan kebijakan-kebijakannya dari dalam koalisi," kata Ujang, Minggu, 10 November 2019.

Seratus Kementerian Pun Tak Masalah jika untuk Akselerasi Kinerja, Menurut Pakar Politik

Lebih jauh Ujang menjelaskan, yang dilakukan Surya Paloh itu karena dia merasa kecewa dengan Presiden Jokowi, terkait dengan penyusunan kursi menteri Kabinet Indonesia Maju, khususnya karena Jokowi dianggap tak konsisten dalam pemilihan Jaksa Agung.

"Jaksa Agung yang tadinya kader Nasdem. Saat ini posisinya diberikan ke PDIP. Nasdem juga kecewa. Dalam penyusunan kabinet. Surya Paloh tak diajak bicara. Dan Nasdem dapat jatah 3 menteri yang tidak strategis," ujarnya.

Pakar: Penambahan Kementerian yang Direncanakan Prabowo Harus Ubah Regulasi

Kekecewaan Nasdem terhadap Jokowi lainnya, lanjut Ujang, karena Jokowi mengajak Gerindra masuk ke dalam koalisi pemerintahan. Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, yang merupakan lawan di pilpres lalu, justru diberi posisi menteri pertahanan.

"Masuknya Gerindra telah mengubah peta politik internal koalisi Jokowi," katanya.

Sebagaimana diketahui, manuver politik Partai Nasdem itu bermula muncul ketika Surya Paloh membawa sejumlah elite Partai Nasdem bertemu dengan Presiden PKS, Sohibul Iman. Dalam pertemuan itu, Surya Paloh menunjukkan kedekatannya dengan Sohibul Iman dengan saling rangkul satu sama lain.

Rangkulan erat dua orang petinggi partai itu kemudian disikapi dengan candaan oleh Presiden Joko Widodo pada HUT Partai Golkar beberapa waktu lalu.

Bahkan, kekecewaan Partai Nasdem juga sangat tampak ketika Nasdem tidak mengundang Presiden Joko Widodo sebagai presiden yang diusung oleh koalisinya dalam acara pembukaan Kongres Partai Nasdem ke II.

Namun, Nasdem justru menghadirkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di acara partainya itu. Di acara partai itu pula, Surya Paloh merespons candaan Presiden Jokowi itu dengan sindiran sinis yang diduga menyasar Presiden Jokowi dan rekan koalisi lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya